Lebih Dua Pekan, Banjir Masih Rendam 48 Desa di Wajo Sulsel
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Sudah lebih dua pekan banjir melanda sejumlah desa di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel). Bahkan hingga saat ini, banjir masih merendam 48 desa di 6 kecamatan di kabupaten tersebut.
Wakil Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Wajo, Alamsyah, mengatakan banjir terjadi sejak tanggal 28 Agustus 2021 lalu. Hingga kini banjir masih belum surut.
"Beberapa masyarakat itu sekarang mengungsi sehingga pemerintah daerah Kabupaten Wajo itu sudah membuat posko terpadu," kata Alamsyah saat dihubungi IDN Times via telepon, Rabu (15/9/2021).
1. Ketinggian air bervariasi
Enam kecamatan yang masih terendam banjir adalah Kecamatan Tempe, Belawa, Tanasitolo, Sabangparu, Pammana, dan Bola. Ketinggian air di setiap kecamatan dan desa bervariasi.
Khusus di Kecamatan Tempe, ada tiga kelurahan yang ketinggian airnya bahkan mencapai 3 meter. Namun ada juga kecamatan yang ketinggian airnya berkisar 2 - 2,5 meter.
"Walaupun pakai rumah panggung tapi rumah panggungnya sudah mulai terkena genangan air, khususnya papan-papan lantai. Di sisi lain juga akses jalan antara jalan nasional juga tergenang air," sebutnya.
2. Banjir terjadi karena banyak faktor
Banjir yang terjadi di Kabupaten Wajo memang tak lepas dari curah hujan yang tinggi. Namun kondisi Danau Tempe saat ini membuat genangan air sulit surut.
Menurut Alamsyah, banjir di Kabupaten Wajo memiliki ciri khas. Karena air yang mengalir ke sana datang dari kabupaten lain yang masuk ke pesisir Danau Tempe, baik melalui Sungai Bila dan Sungai Walanae.
"Tetapi air dari Danau Tempe itu untuk mengantar keluar ke laut, itu jaraknya 80 km, agak panjang ke daerah Kabupaten Bone. Lebih-lebih lagi ditambah dengan ada penyempitan sungai maka genangan air itu semakin bertambah karena debit air keluar pelan-pelan hanya sedikit," jelasnya.
3. Warga masih tinggal di pengungsian
Hingga kini, masyarakat terdampak banjir di Wajo masih terus tinggal di pengungsian. PMI juga bersama organisasi Masyarakat Peduli Bencana Indonesia telah membuat posko terpadu di beberapa titik.
Sejumlah warga juga telah diungsikan ke tempat yang lebih aman seperti gedung sekolah yang tidak terpakai, tempat pelelangan ikan, hingga pendirian tenda-tenda darurat.
"Itu kami sudah mengirim beberapa relawan untuk bahu membahu dengan pemerintah daerah untuk penanganan bencana ini," kata Alamsyah.
Baca Juga: Pakar Unhas Sebut Banjir di Wajo karena Pendangkalan Masif Danau Tempe