Yummy! Jemaah Haji Makassar Disediakan Menu Coto dan Pallubasa
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makassar, IDN Times - Jemaah Embarkasi Makassar akan merasakan pelayanan baru pada musim haji 1440 Hijriah tahun 2019. Selain mendapatkan aneka menu makanan bergizi selama berada di Tanah Suci, jemaah juga akan disuguhkan dengan menu alternatif yang disesuaikan selera daerah asalnya.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Selatan Anwar Abubakar menjelaskan, menu selera daerah berupa sajian kuliner tradisional. Untuk jemaah Makassar, menu antara lain berupa coto, pallubasa, dan menu lain.
"Tahun ini jemaah merasakan beberapa layanan yang belum pernah diberikan sebelumnya," kata Anwar di Makassar, Sabtu (6/7).
1. Menu tradisional sesuai daerah asal jemaah
Embarkasi Makassar, pada tahun ini, memberangkatkan 18 ribu lebih calon haji. Jemaah berasal dari delapan provinsi di Indonesia timur, yang dibagi ke dalam 40 kelompok terbang.
Anwar menjelaskan, menu tradisional akan diberikan pengelola katering secara berkala. Menu disajikan sebagai selingan dari berbagai aneka makanan bergizi yang setiap hari berganti.
"Jadi ada variasi yang disajikan. Untuk masing-masing daerah juga berbeda. Misalnya yang di Tanah Air terbiasa dengan coto, di sana diberikan coto. Dari Jawa juga berbeda," ucap Anwar.
Baca Juga: Jemaah Haji Makassar Diimbau Waspadai Cuaca Panas di Saudi
2. Sistem zonasi bakal memudahkan petugas haji
Pada tahun ini, Kementerian Agama menerapkan kebijakan baru berupa sistem zonasi penempatan jemaah haji selama berada di Arab Saudi. Di sana, jemaah dalam satu embarkasi asal akan ditempatkan dalam satu sona bersama. Kondisi itu berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, saat jemaah ditempatkan berpencar.
Kepala Bidang Penyelenggara Ibadah Haji Kemenag Sulsel Kaswad Sartono mengatakan, di Mekkah jemaah Embarkasi Makassar akan ditempatkan di wilayah bernama Syisyah. Lokasi berjarak sekitar 4,5 kilometer dari Masjidil Haram.
Di sana terdapat 35 hotel untuk menampung jemaah, serta bus yang beroperasi 24 jam untuk mengantarkan pulang balik masjid secara gratis.
"Dulu jemaah terpisah-pisah antara kloter. Itu merepotkan petugas. Sekarang semua disatukan, sehingga petugas mudah memantau mereka. Jemaah juga merasakan suasana seperti di Tanah Air, karena berkumpul dengan sesamanya," kata Kaswad.
3. Jemaah jangan takut tersesat
Kaswad mengungkapkan, Kemenag akan menyiagakan Sektor Khusus di Masjidil Haram. Unit ini berisikan petugas yang memantau jemaah, mengantisipasi jika ada yang tersesat. Petugas akan membimbing orang yang tepisah dari rombongannya, untuk kembali ke pemondokan asal.
Sektor Khusus, selain beranggotakan pegawai Kemenag, juga melibatkan unsur Kepolisian dan TNI. "Jadi mereka akan memantau, kalau ada jemaah tidak bisa kembali ke hotel. Biasanya kelihatan kalau ada yang tersesat, misalnya kebingungan melihat kiri-kanan," kata Kaswad.
4. Kloter pertama bertolak dari Makassar Minggu petang
Sebanyak 450 calon haji kelompok terbang pertama asal Kota Makassar, Sulawesi Selatan, masuk Asrama Haji Sudiang Embarkasi Hasanuddin, Sabtu (6/7) petang. Mereka diterima oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dan akan bertolak ke Jeddah, Arab Saudi, Minggu (7/7) pukul 17.00 Wita.
Tahun ini Embarkasi Makassar akan memberangkatkan 18 ribu calon haji melalui 40 kloter. Jemaah berasal dari delapan provinsi di Indonesia timur.
Jemaah haji kloter pertama akan melalui persiapan final di asrama haji, sebelum berangkat melalui Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar. Mereka didampingi lima orang petugas, yakni ketua kloter, pendamping ibadah, dokter, serta tenaga medis.
"Waktu selama di asrama, agar betul-betul digunakan untuk persiapan. Utamakan istirahat yang cukup, karena besok akan menempuh perjalanan panjang selama 12 jam," kata Kepala Kemenag Sulsel Anwar Abubakar.
Baca Juga: Ada Wahana Pesawat Terbang di Asrama Haji Makassar, Ini Fungsinya