Waspada Leptospirosis Saat Musim Hujan, Jangan Abaikan Genangan Air!

Makassar, IDN Times - Musim hujan kerap membawa risiko penyakit meningkat, salah satunya leptospirosis. Genangan air yang meluas membuat bakteri Leptospira lebih mudah bertahan dan menular ke manusia.
Bakteri Leptospira dapat menular ketika seseorang bersentuhan dengan air atau tanah yang tercemar urine hewan, khususnya tikus. Infeksi sering terjadi melalui luka kecil pada kulit, meski tidak terlihat secara kasat mata.
Musim hujan membawa genangan air yang melimpah di berbagai wilayah. Kondisi ini, ditambah suhu yang lebih rendah, membuat orang dengan daya tahan tubuh lemah lebih rentan terinfeksi leptospirosis.
"Penyakit ini sering luput dari perhatian, padahal tingkat bahayanya bisa melebihi demam berdarah," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Makassar, Andi Mariani, Rabu (5/11/2025).
1. Kenali gejala leptospirosis sebelum menyerang organ vital

Leptospirosis biasanya diawali dengan demam tinggi, nyeri otot, sakit kepala, serta perubahan warna urine menjadi kecokelatan. Penderita juga bisa mengalami mata kuning, mual, dan muntah. Tanpa penanganan cepat, infeksi ini berpotensi merusak organ vital seperti hati, ginjal, dan paru-paru.
Sayangnya, sebagian besar masyarakat masih menganggap remeh penyakit leptospirosis. Padahal, penyakit ini bisa menimbulkan kematian hingga 75 persen pada kasus yang sudah terkonfirmasi.
Kebiasaan warga yang tetap beraktivitas tanpa perlindungan saat banjir memperburuk risiko penularan leptospirosis. Anak-anak yang dibiarkan bermain di air genangan juga berisiko tinggi terinfeksi bakteri Leptospira.
"Banyak orang tidak menyadari bahwa genangan air bisa terkontaminasi urine tikus yang membawa bakteri Leptospira. Bahkan luka kecil sekalipun, meski tak terlihat, dapat menjadi jalur masuk bakteri ke dalam tubuh," jelas Nani.
2. Kasus leptospirosis muncul di wilayah rawan banjir

Di Makassar, indikasi kasus leptospirosis terdeteksi di beberapa wilayah rawan banjir, termasuk Paccerakkang, Tamalanrea, dan Manggala. Warga dianjurkan memakai alas kaki saat membersihkan rumah pascabanjir, menjaga kebersihan lingkungan, serta mengendalikan populasi tikus untuk mencegah penularan.
Selain itu, warga disarankan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Penggunaan pelindung tubuh, seperti sepatu atau sarung tangan, saat beraktivitas di area basah juga sangat penting.
"Pastikan memakai sepatu bot atau sandal tertutup ketika membersihkan rumah pascabanjir. Hindari membiarkan anak-anak bermain di genangan air karena kandungannya tidak bisa dipastikan," kata Nani.
3. Segera periksakan diri ke puskesmas jika demam usai terkena banjir

Warga yang demam setelah terkena air banjir disarankan segera mendatangi puskesmas terdekat. Pemeriksaan sejak dini penting untuk mencegah komplikasi serius dari leptospirosis.
"Leptospirosis tidak bisa menular antar manusia. Penularan terutama dipengaruhi kondisi lingkungan dan perilaku sehari-hari. Dengan menjaga kebersihan dan berhati-hati saat musim hujan, warga dapat terhindar dari penyakit ini," kata Nani.

















