Warga Pulau di Makassar Kini Bisa Naik Pete-Pete Laut Gratis

- Fokus tahap awal layani Kepulauan SangkarrangPete-pete Laut fokus layani wilayah Kecamatan Kepulauan Sangkarrang dengan rute pertama Pelabuhan Kayu Bangkoa-Pulau Laelae-Pulau Kodingareng-Pulau Barrang Caddi-Pulau Barrang Lompo.
- Dishub siapkan survei jalur dan kajian operasionalSurvei lapangan dilakukan untuk memastikan keamanan, efektivitas layanan, dan penentuan jadwal serta jam operasional Pete-pete Laut.
- Armada ditarget bertambah pada 2026 Hanya satu kapal yang beroperasi saat ini, namun pemerintah Kota Makassar akan menambah dua unit kapal pada tahun 2026.
Makassar, IDN Times - Pemerintah Kota Makassar menyiapkan layanan transportasi laut antarpulau bertajuk Pete-pete Laut untuk melayani mobilitas warga kepulauan. Program ini memasuki tahap awal operasional dengan satu unit kapal yang disiapkan secara gratis bagi masyarakat pulau.
Kepala Bidang Angkutan Umum dan Prasarana Dinas Perhubungan (Dishub) Makassar, Jusman, menyebut kapal yang disiapkan untuk layanan Pete-pete Laut bernama KM Banawa Nusantara 27. Kapal kayu tersebut memiliki kapasitas sekitar 20 hingga 25 penumpang dan telah dinyatakan siap digunakan untuk melayani transportasi laut antarpulau.
"Program Pete-pete Laut ini merupakan program prioritas Wali Kota Makassar (Munafri Arifuddin), dan sangat bermanfaat bagi saudara-saudara kita di pulau. Karena itu, kapalnya sudah ada, siap beroperasi tahun ini," kata Jusman, Senin (22/12/2025).
1. Fokus tahap awal layani Kepulauan Sangkarrang

Pada tahap awal, Dishub Makassar memfokuskan layanan ke wilayah Kecamatan Kepulauan Sangkarrang. Rute pertama atau trip satu direncanakan melayani jalur Pelabuhan Kayu Bangkoa-Pulau Laelae-Pulau Kodingareng-Pulau Barrang Caddi-Pulau Barrang Lompo, kemudian kembali ke Makassar.
"Trip pertama ini menjadi fokus uji coba awal karena jaraknya relatif dekat dan sesuai dengan kapasitas kapal. Rute ini direncanakan dapat beroperasi setiap hari," kata Jusman.
Sementara itu, rute kedua disiapkan untuk menjangkau pulau-pulau yang lebih jauh dan masuk kategori pulau terluar, yakni Pulau Lumu-Lumu, Pulau Langkai, Pulau Lanjukkang, dan Pulau Bone Tambu. Namun, rute tersebut belum dijalankan karena masih menunggu kajian lanjutan.
"Karena kapasitas kapal masih terbatas, maka untuk sementara kami fokuskan pada track satu sebagai uji coba awal," katanya.
2. Dishub siapkan survei jalur dan kajian operasional

Dishub Makassar juga akan menggelar survei lapangan untuk memastikan keamanan dan efektivitas layanan. Survei tersebut mencakup jalur pelayaran, kondisi perairan, serta perhitungan waktu tempuh antarpulau.
"Kami akan melakukan survei real, menghitung berapa menit kapal menyeberang dari satu pulau ke pulau lain, dan berapa jam waktu yang dibutuhkan untuk kembali ke Makassar. Semua ini untuk memastikan layanan berjalan aman dan efektif," tutur Jusman.
Jusman menjelaskan bahwa penentuan jadwal dan jam operasional Pete-pete Laut masih menunggu hasil kajian teknis. Meski demikian, kapal telah siap dan dapat segera beroperasi setelah seluruh perizinan terpenuhi.
"Untuk jadwal dan jam operasional, saat ini masih dalam tahap pengkajian, yang pasti kapal sudah ada, jika ada izin bisa jalan," kata Jusman.
3. Armada ditarget bertambah pada 2026

Terkait jumlah armada, Jusman menyebutkan saat ini baru satu unit kapal yang disiapkan untuk operasional. Pemerintah Kota Makassar telah menganggarkan penambahan dua unit kapal pada 2026.
"Kalau realisasinya sesuai rencana, totalnya nanti ada tiga kapal. Ini tentu akan sangat membantu meningkatkan frekuensi dan jangkauan layanan ke pulau-pulau," katanya.
Layanan Pete-pete Laut membuka akses transportasi laut yang lebih mudah bagi warga kepulauan Kota Makassar. Layanan ini pun diharapkan mendorong pemerataan pelayanan publik hingga ke pulau-pulau yang selama ini bergantung pada moda transportasi terbatas.

















