Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Waspada El Nino, 3 Daerah di Sulsel Rawan Kebakaran Hutan dan Lahan

Ilustrasi kebakaran hutan (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)
Ilustrasi kebakaran hutan (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

Makassar, IDN Times - Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PLHK) Sulawesi Selatan mencatat ada tiga daerah yang dapat dikategorikan sebagai daerah rawan kebakaran hutan dalan lahan (karhutla). Tiga daerah yang dimaksud yaitu Kabupaten Gowa, Tana Toraja dan Enrekang. 

Kepala Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PLHK) Sulsel, Andi Hasbi, mengatakan pihaknya telah mengupayakan mitigasi dan pengendalian daerah-daerah rawan karhutla itu. Akan tetapi, karhutla yang terjadi di Sulsel sepanjang 2022 tidak signifikan. 

"Ada memang daerah yang rawan di Toraja, Gowa dan Enrekang yang sudah kita petakan juga tahun ini," kata Hasbi di Makassar, Kamis (22/6/2023).

1. Tim pengendalian karhutla disiagakan

Ilustrasi kebakaran hutan (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)
Ilustrasi kebakaran hutan (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)

Upaya mitigasi tersebut di antaranya yaitu menyosialisasikan kepada masyarakat terkait bencana kekeringan berdasarkan prediksi BMKG. Kemudian, pemetaan area hutan yang rawan kebakaran.

DPLHK Sulsel juga membentuk tim gabungan yang melibatkan tim Manggala Agni, yakni pejabat yang berwenang untuk kegiatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Tim ini juga melibatkan BPBD kabupaten/kota, Dinas PLHK, pihak pemadam kebakaran dan lainnya. 

"Manggala Agni juga sudah siaga di setiap daerah yang rawan," kata Hasbi. 

Pada upaya penanganan, DPLHK telah membentuk sistem pelaporan apabila ada kejadian. Selain itu, terdapat sejumlah metode penanganan kebakaran yang beragam, seperti disiram dan dibiarkan tapi pohonnya dipotong. 

2. El Nino diprediksi berlangsung hingga September

ilustrasi pengukur suhu (pixabay.com/alexis)
ilustrasi pengukur suhu (pixabay.com/alexis)

Sementara itu, BMKG Makassar meminta masyarakat mewaspadai kebakaran hutan sebagai dampak El Nino. Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Makassar, Hanafi Hamzah, mengatakan potensi karhutla hampir sama setiap tahun. 

Tahun ini, BMKG telah memprediksi El Nino mengakibatkan musim kemarau yang lebih ekstrem akan terjadi di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Sulsel yang sebagian besar wilayahnya berbatasan dengan Selat Makassar.

BMKG memprediksi hujan tidak turun selama bulan Juli, Agustus, dan September.Karena itu, ada beberapa potensi bencana yang perlu diwaspadai sebagai dampak fenomena El Nino. 

"Kita khawatirkan potensi kebakaran hutan di musim kemarau, bencana kekeringan, termasuk potensi terjadinya kekurangan air. Hal ini pasti akan sangat berpengaruh terhadap sektor pertanian dan berdampak pada ketahanan pangan Sulsel," katanya.

3. BPBD siapkan opsi teknologi modifikasi cuaca

TNI Angkatan Udara (AU) mengerahkan dua pesawat untuk melakukan Teknik Modifikasi Cuaca (TMC) agar bisa meminimalisasi cuaca ekstrem. (www.instagram.com/@militer.udara)
TNI Angkatan Udara (AU) mengerahkan dua pesawat untuk melakukan Teknik Modifikasi Cuaca (TMC) agar bisa meminimalisasi cuaca ekstrem. (www.instagram.com/@militer.udara)

BPBD Sulsel sebelumnya juga telah menyiapkan langkah-langkah antisipasi menghadapi kemungkinan dampak kekeringan akibat El Nino. BPBD telah menyiagakan unit-unit rescue yang tersebar di 24 kabupaten/kota apabila terjadi kebakaran.

Bahkan BPBD membuka opsi untuk penggunaan teknologi modifikasi cuaca (TMC) jika El Nino semakin meluas dan terjadi kekeringan panjang. TMC ini akan digunakan untuk menurunkan hujan di daerah-daerah yang berpotensi kekeringan parah, termasuk dalam mengisi tanggul dan bendungan.

"Itu yang kita lakukan dengan mengkoordinasikan dengan BMKG apabila ada daerah-daerah yang sudah masuk rawan untuk El Nino. Kita akan berupaya untuk menyampaikan ke pemerintah pusat untuk melakukan teknologi modifikasi cuaca," kata Amson.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ashrawi Muin
Aan Pranata
Ashrawi Muin
EditorAshrawi Muin
Follow Us