Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Tim Pemprov Pantau Penyembelihan Hewan Kurban di Sulsel

ilustrasi hewan kurban (IDN Times/Aditya Pratama)

Makassar, IDN Times - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melepas petugas kesehatan hewan kurban jelang hari raya Idul Adha 1444 Hijriah. Tim dilepas Asisten I Bidang Pemerintahan Andi Aslam Patonangi di Ruang Rapat Pimpinan Kantor Gubernur, Selasa (20/6/2023).

Andi Aslam mengatakan pengerahan petugas kesehatan hewan sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pemotongan Hewan Qurban. Tim memantau pelaksanaan penyembelihan hewan kurban di masyarakat.

"(Untuk memastikan) keamanan dan kelayakan hewan serta daging kurban dalam pelaksanaan ibadah kurban Hari Raya Idul Adha 1444 H yang dilaksanakan pada 29 Juni 2023," kata Andi Aslam dalam keterangannya, yang dikutip Rabu (21/6/2023).

1. Petugas memantau standar penyembelihan hewan kurban

Asisten I Bidang Pemerintahan Pemprov Sulsel, Andi Aslam Patonangi, mewakili Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, melepas petugas kesehatan hewan qurban. (Dok. Humas Pemprov Sulsel)

Andi Aslam menyebut tim petugas akan bekerja memantau penyembelihan hewan kurban. Mereka akan memastikan perlakuan warga terhadap hewan kurban sesuai standar kesejahteraan hewan. 

"Hewan tidak diperlakukan semena-mena selama pemeliharaan dan saat menjelang proses pemotongan dan kesejahteraan hewan harus dipastikan ketika sebelum disembelih," ucapnya. 

2. Ketersediaan hewan kurban disebut cukup

ilustrasi pemeriksaan hewan kurban (ANTARA FOTO/Siswowidodo)

Menjelang Idul Adha, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) memastikan ketersediaan hewan kurban terpenuhi. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel, Nurlina Saking, saat agenda Ngobrol Santai di Kantor Gubernur, Selasa (20/6/2023).

Nurlina mengatakan stok hewan kurban, khususnya sapi, justru surplus atau melebihi kebutuhan. Menurut catatan dinas tersebut, setiap tahun ada sekitar 60.000 ekor sapi yang disiapkan untuk kurban. 

Tahun lalu, sebanyak 68.000 sapi disiapkan namun yang dipotong hanya sekitar 44.041 ekor atau sekitar 70 persen dari stok. Tahun ini, stok sapi yang disiapkan yaitu 75.289 ekor.

"Artinya, ada ketersediaan yang cukup dari kebutuhan yang ada. Pemotongan mungkin akan meningkat karena tahun lalu masih ada COVID-19, sekarang dengan tidak adanya PPKM lagi, tentu menjadi lebih leluasa lagi," kata Nurlina.

3. Harga sapi tetap naik meski stok surplus

Ilustrasi ternak sapi. (IDN Times/Daruwaskita)

Meski Sulsel surplus hewan ternak, namun kenaikan harga biasnya tidak dapat dibendung. Menurut Nulina, kenaikan harga hewan itu tidak bisa terlepas dari supplay and demand (pernawaran dan permintaan). 

Suplai hewan kurban dalam hal ini memang tidak bermasalah. Sulsel punya ketersediaan sapi dari tahun ke tahun yang cukup tinggi. Namun permintaan hewan ternak umumnya meningkat saat menjelang Idul Adha.

Di Sulsel, kata Nurlina, pedagang menjual ternak dengan bukan dengan sistem bobot hidup melainkan berdasarkan ekor dan pandangan. Artinya, hewan ternak atau sapi yang memiliki bobot sama bisa dibanderol beda harga karena masyarakat membelinya dari segi ketertarikan.

Meski begitu, dia menyebut harga sapi di Makassar dengan kabupaten lainnya tidak terlalu jomplang. Misalnya sapi dengan bobot 70 kilo dijual seharga Rp13,5 juta atas.

"Penataan di perdagangan hewan kurban memang sulit karena bukan masalah suplainya tapi masalah di demand," ujarnya. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aan Pranata
EditorAan Pranata
Follow Us