Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Warga Tolak Pembangunan PLTSa Makassar Dekat Permukiman di Tamalanrea

1001028984.jpg
Warga membentangkan spanduk penolakan PLTSa di Gerbang Eterno, Tamalanrea, Makassar, Selasa (29/7/2025). (Dok. WALHI Sulsel)
Intinya sih...
  • Warga menolak lokasi PLTSa, bukan pembangunannya
  • Warga khawatir air tercemar, pelajar cemas terganggu bau PLTSa
  • Warga mengaku tak pernah dilibatkan

Makassar, IDN Times - Ratusan warga dari Kelurahan Mula Baru, Tamala’lang, Alamanda, dan Akasia di Kecamatan Tamalanrea membentangkan spanduk penolakan terhadap pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) pada Selasa (29/7/2025). Aksi berlangsung di sekitar Gerbang Eterno, lokasi yang disebut-sebut akan menjadi pintu masuk kawasan proyek.

Warga menolak pembangunan fasilitas Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) karena dinilai terlalu dekat dengan kawasan permukiman. Proyek tersebut disebut hanya berjarak sekitar dua meter dari rumah penduduk, sehingga memicu kekhawatiran soal dampak lingkungan dan kesehatan.

Dalam aksi tersebut, warga dari berbagai kalangan membawa spanduk dan poster bertuliskan tuntutan agar proyek dipindahkan ke lokasi lain yang lebih aman. Sejumlah peserta aksi menyebut mereka tidak pernah dilibatkan sejak awal perencanaan.

1. Warga tegaskan tolak lokasi PLTSa, bukan pembangunannya

1001028985.jpg
Warga membentangkan spanduk penolakan PLTSa di Gerbang Eterno, Tamalanrea, Makassar, Selasa (29/7/2025). (Dok. WALHI Sulsel)

Siti Husnawati Malik, warga yang dikenal dengan sapaan Ibu Coa’, menyebutkan wilayah tersebut padat penduduk dan rawan banjir. Dia meminta pemerintah meninjau ulang lokasi pembangunan.

“Bukan menolak pembangunannya, tapi tempatnya tolong ditinjau kembali. Di sini banyak anak-anak, dan wilayah ini juga rawan banjir. Kasihan kalau nanti limbah atau asapnya masuk ke rumah kami,” katanya.

2. Warga khawatir air tercemar, pelajar cemas terganggu bau PLTSa

Ilustrasi sampah. (IDN Times/Yuko Utami)
Ilustrasi sampah. (IDN Times/Yuko Utami)

Tokoh masyarakat setempat, Azis, menyoroti potensi pencemaran tanah yang bisa berdampak pada sumber air bersih. Menurutnya, dampak dari pembangunan ini bukan hanya sesaat, melainkan akan dirasakan dalam jangka panjang. Dia menyebut bahwa pencemaran udara, tanah, hingga air bersih bisa menjadi ancaman nyata.

“Setelah PDAM bermasalah, sekarang kebanyakan warga pakai sumur bor. Kalau tanahnya tercemar limbah, dari mana lagi kami bisa dapat air bersih?” katanya.

Sejumlah pelajar yang sekolahnya berada dekat dari lokasi pembangunan juga menyuarakan kekhawatiran. Mereka menilai bau busuk dari proses pengolahan sampah bisa mengganggu aktivitas belajar.

“Kami tidak bisa fokus kalau baunya sampai ke sekolah,” kata salah satu siswa.

3. Warga mengaku tak pernah dilibatkan

(Ilustrasi sampah) ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
(Ilustrasi sampah) ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas

Koordinator Aliansi GERAM PLTSa, Akbar, menilai proyek dijalankan secara sepihak tanpa partisipasi warga. Dia menyebut bahwa dalam pertemuan terakhir, pihak perusahaan menyampaikan bahwa proyek sudah final karena telah disetujui pemerintah.

“Kami seolah digadaikan tanpa kami tahu apa-apa. Tiba-tiba saja ada informasi sudah mau peletakan batu pertama. Itu yang membuat kami marah dan merasa dilanggar hak kami,” katanya.

Warga pun mendesak Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, memindahkan lokasi proyek ke area yang tidak berbatas langsung dengan permukiman. Mereka berharap pemerintah memperhatikan keselamatan dan hak hidup masyarakat terdampak.

4. Pemkot belum berikan tanggapan

Ilustrasi sampah (ANTARA FOTO/Armansyah Putra)
Ilustrasi sampah (ANTARA FOTO/Armansyah Putra)

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar, Helmy Budiman, belum memberikan tanggapan terkait aksi penolakan tersebut. Dia menyebut pihaknya masih menunggu pernyataan resmi dari warga sebelum mengambil sikap.

"Nanti kita lihatlah. Kan kita belum bisa memberikan komentar. Belum ada pernyataan langsung dari warga," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irwan Idris
EditorIrwan Idris
Follow Us