BPS: Empat dari 100 Warga Sulsel Belum Dapat Kerja

Makassar, IDN Times – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan mencatat tingkat pengangguran terbuka (TPT) di provinsi tersebut pada Agustus 2025 sebesar 4,21 persen. Angka ini sedikit naik 0,02 persen poin dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (Agustus 2024) yang sebesar 4,19 persen.
BPS, Sulsel, dalam rilis resmi, Rabu (5/11/2025), menyampaikan bahwa kenaikan kecil ini terjadi di tengah peningkatan jumlah penduduk usia kerja dan angkatan kerja di Sulsel. Jumlah angkatan kerja Sulsel mencapai 4,97 juta orang, meningkat 82,34 ribu orang dibanding Agustus 2024.
1. Lulusan SMA jadi kelompok dengan tingkat pengangguran tertinggi

Dari total angkatan kerja tersebut, 4,76 juta orang telah bekerja dan 208,95 ribu orang masih menganggur. Secara sederhana, dari setiap 100 angkatan kerja, ada sekitar empat orang yang belum mendapatkan pekerjaan.
Meski demikian, BPS menilai situasi ketenagakerjaan Sulsel relatif stabil. Peningkatan jumlah penduduk bekerja lebih besar dibanding kenaikan pengangguran. Ini menunjukkan pasar kerja masih cukup dinamis.
Berdasarkan jenis kelamin, TPT laki-laki mencapai 4,39 persen, lebih tinggi dibanding TPT perempuan 3,92 persen. Berdasarkan tingkat pendidikan, lulusan SMA menjadi kelompok dengan tingkat pengangguran tertinggi, yaitu 7,22 persen. Disusul oleh lulusan perguruan tinggi (S1–S3) sebesar 6,54 persen, dan SMK sebesar 6,17 persen. Sementara tingkat pengangguran terendah tercatat pada lulusan SD ke bawah yang hanya 1,19 persen.
Data ini juga memperlihatkan tren yang konsisten dalam dua tahun terakhir, di mana pengangguran didominasi oleh lulusan SMA. Pada Agustus 2025, 41,88 persen dari total penganggur di Sulsel adalah lulusan SMA.
2. Sektor pertanian masih jadi penyerap tenaga kerja terbesar

Jumlah penduduk bekerja di Sulsel pada Agustus 2025 mencapai 4,76 juta orang, dengan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menjadi penyerap tenaga kerja terbesar yakni 36,33 persen. Disusul sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 18,18 persen, serta industri pengolahan sebesar 7,47 persen.
Sektor pertanian juga menjadi lapangan kerja yang tumbuh paling signifikan dibanding tahun sebelumnya, dengan kenaikan 72,38 ribu pekerja.
BPS juga mencatat bahwa proporsi tenaga kerja informal masih lebih tinggi dibanding formal. Pada Agustus 2025, 60,45 persen pekerja di Sulsel berstatus informal, sedangkan 39,55 persen lainnya bekerja di sektor formal. Meski masih didominasi sektor informal, terjadi peningkatan kecil pekerja formal sebesar 0,05 persen poin dibanding Agustus 2024.
3. Pekerja penuh waktu 62 persen, paruh waktu naik tipis

Sebagian besar penduduk bekerja di Sulsel adalah pekerja penuh waktu (≥35 jam per minggu) dengan persentase 62,64 persen. Sementara 29,43 persen merupakan pekerja paruh waktu, dan 7,93 persen tergolong setengah pengangguran (jam kerja di bawah 35 jam per minggu dan masih mencari pekerjaan lain).
Tingkat pekerja paruh waktu naik 0,43 persen poin dibanding Agustus 2024. Adapun tingkat setengah pengangguran stabil di angka 7,93 persen.
Secara wilayah, Kota Makassar masih mencatat tingkat pengangguran tertinggi di Sulsel dengan 9,60 persen, diikuti Kota Palopo (7,53 persen) dan Kota Parepare (4,98 persen). Sementara itu, tingkat pengangguran terendah tercatat di Kabupaten Enrekang dengan hanya 1,78 persen.

















