Kasus Pandji Jadi Pelajaran Agar Budaya Tidak Dijadikan Bahan Lelucon

- Amson menekankan perlunya menjaga keharmonisan di tengah keberagaman Indonesia. Dia juga mengingatkan pentingnya menghormati nilai-nilai budaya dari setiap suku untuk menjaga kerukunan masyarakat.
- Amson menyatakan bahwa permintaan maaf Pandji diterima secara pribadi. Namun dia menegaskan keputusan akhir terkait penyelesaian kasus, baik melalui proses hukum maupun adat, akan diserahkan kepada masyarakat Toraja dan lembaga adat yang berwenang.
Makassar, IDN Times - Ketua Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI) Makassar, Amson Padolo, menanggapi permintaan maaf komika Pandji Pragiwaksono terkait materi stand up yang menyinggung adat Toraja. Dia menilai peristiwa ini menjadi pelajaran penting bagi publik figur dan komika dalam mengangkat budaya secara cermat dan sensitif.
Dalam wawancara telepon, Selasa (4/11/2025), Amson menekankan pentingnya kehati-hatian dalam menyampaikan humor yang mengangkat budaya. Dia mengingatkan bahwa candaan yang kurang sensitif berisiko menyinggung perasaan kelompok tertentu.
"Mungkin saja sebagaimana yang disampaikan dia tidak paham. Walaupun memang begitu, ini pembelajaran bagi setiap orang bahwa jangan mudah menjadikan sesuatu kebudayaan itu menjadi bahan lelucon," kata Amson.
1. Perlu menjaga keharmonisan di tengah keberagaman Indonesia

Amson menekankan perlunya menjaga keharmonisan di tengah keberagaman Indonesia. Dia juga mengingatkan pentingnya menghormati nilai-nilai budaya dari setiap suku untuk menjaga kerukunan masyarakat.
"Karena akan membuat orang tersinggung ya. Di kondisi negara kita yang majemuk seperti ini kan perlu dijaga ya," kata Amson.
2. Permintaan maaf diterima tapi penyelesaian kasus diserahkan ke masyarakat Toraja

Amson menyatakan bahwa permintaan maaf Pandji diterima secara pribadi. Namun dia menegaskan keputusan akhir terkait penyelesaian kasus, baik melalui proses hukum maupun adat, akan diserahkan kepada masyarakat Toraja dan lembaga adat yang berwenang.
"Kami itu secara prinsip, secara pribadi menerima permintaan maafnya. Cuma, saya ini kan bukan sendiri orang Toraja ya. Tapi banyak lembaga lain. Malah dia (Pandji) sudah konsultasi dengan Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Rukka Sombolinggi. Jadi kita serahkan bagaimana keputusan yang diambil," kata Amson.
3. Pandji Pragiwaksono minta maaf dan siap jalani proses hukum

Permintaan maaf Pandji muncul setelah materi stand up dalam pertunjukan Mesakke Bangsaku tahun 2013 kembali viral. Materi itu menuai kecaman dari masyarakat Toraja karena dianggap melecehkan upacara adat pemakaman Rambu Solo’ yang kaya makna spiritual dan sosial.
Dia juga menyatakan kesediaannya untuk mengikuti proses hukum yang berlaku. Pandji menjelaskan bahwa saat ini sudah ada dua proses hukum yang berjalan imbas dari materi stand up-nya yang membahas tentang Toraja, yaitu proses hukum negara karena ada laporan ke pihak kepolisian, dan proses hukum adat.

















