Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Indra Abriyanto

Palu, IDN Times - Sembilan bulan telah berlalu setelah peristiwa alam berupa gempa, tsunami, dan likuefaksi mengguncang kota Palu, Sigi dan Donggala, Sulawesi Tengah. Kejadian yang datang tiba-tiba pada Jumat petang, 28 September 2018 itu, menyisakan puing-puing bangunan yang belum juga tersentuh rekonstruksi.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menaksir kerugian material yang akibat bencana alam di Palu, Sigi, dan Donggala mencapai lebih Rp10 triliun. "Kalau kita bandingkan dengan Lombok, melihat lokasi di Sulawesi Tengah, perkiraan kerusakan di atas Rp10 triliun," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di gedung BNPB, Jakarta Timur, Oktober 2018.

1. Puing bangunan di Desa Jono Oge, Sigi

Indra Abriyanto

Pengendara sepeda motor melintas di depan rumah yang hancur akibat pencairan tanah (likuefaksi) pasca gempa dan tsunami di Desa Jono Oge, Sigi (4/7).

Wilayah yang dulunya dihuni oleh sebagian besar warga transmigran Jawa, kini tak terlihat lagi. Sekarang hanya lumpur dan sisa bangunan yang menutupi hampir seluruh wilayah tersebut.

2. Likuefaksi sebabkan satu dusun "hilang"

Editorial Team