Penuhi Gizi Anak, Program MBG Juga Picu Multiplier Effect

Makassar, IDN Times - Dosen Universitas Islam Negeri Makassar Syamsul Qamar menyebut program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak sekadar tentang penydiaan makanan sehat dan bergizi untuk anak. Dia menyebut program ini didesain untuk memicu efek ganda (multiplier effects) yang bermanfaat untuk masyarakat.
Dia menyebut, melalui penyediaan makanan bergizi secara rutin dan merata, pemerintah bisa sekaligus menggerakkan roda ekonomi lokal, khususnya di tingkat desa. Bahan pangan yang digunakan dalam program Makan Bergizi Gratis sebisa mungkin diambil dari produksi lokal seperti petani, peternak, nelayan, dan pelaku UMKM desa.
“Dengan demikian, perputaran ekonomi desa pun mengalami peningkatan, psetani dan peternak lokal mendapatkan pasar yang lebih luas dan stabil, UMKM pangan berkembang dengan meningkatnya permintaan bahan baku, lapangan kerja baru terbuka di sektor pertanian, distribusi, hingga penyediaan makanan, pendapatan masyarakat desa meningkat,” kata Syamsul dalam kegiatan sosialisasi program MBG di Vaan In Sky Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (9/6/2025).
Lebih jauh, kata Syamsul, program MBG juga secara tidak langsung menjadi langkah penting dalam upaya mempercepat pembangunan desa. Di sisi lain bisa mengurangi angka kemiskinan, dan memperkecil ketimpangan antar wilayah.
“Sehingga, dari satu program strategis, kita memperoleh manfaat besar di bidang kesehatan, pendidikan, sosial, dan ekonomi sekaligus, namun kita juga harus menyadari, keberhasilan program ini tidak bisa dicapai tanpa dukungan, keterlibatan aktif, dan kepercayaan dari masyarakat,” terangnya.
“Kita semua memiliki tanggung jawab moral untuk membuktikan bahwa pemerintah sungguh hadir dan bekerja nyata demi kesejahteraan rakyat. Dengan memperkuat kepercayaan masyarakat, maka program-program lain pun akan lebih mudah diterima, diikuti, dan dirasakan manfaatnya secara berkelanjutan,” Syamsul melanjutkan.
Perwakilan Badan Gizi Nasional Ikeu Tanziha menyampaikan, pemenuhan makanan sehat dan bergizi diharapkan mampu meningkatkan IQ anak bangsa agar dapat mewujudkan Indonesia emas di tahun 2045. Ia juga memaparkan mengenai dapur sehat Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang akan dihidupi oleh masyarakat setempat.
“Peraturan untuk mengoperasikan SPPG, yaitu mengenai radius 6 km untuk setiap SPPG harus mampu menjangkau target penerima MBG sebanyak 3.000 - 3.500 sasaran,” papar Ikeu.
Selain itu, tenaga kerja dan pasokan bahan baku untuk SPPG juga harus terpenuhi dari sumber daya lokal yang berada di dalam jangkauan wilayah SPPG. Program ini menjadi langkah konkret untuk memutus mata rantai kemiskinan struktural yang telah menjerat banyak keluarga Indonesia.



















