Kemkomdigi: Kredibilitas Lebih Penting daripada Kecepatan Informasi

- Kecepatan informasi jangan sampai menggeser nilai kebenaranFifi menyoroti kecenderungan kecepatan publikasi yang dapat memperburuk kualitas ruang digital dan menurunkan kepercayaan publik terhadap media.
- Pengawasan digital bukan untuk membatasi tapi melindungi penggunaPemerintah berusaha menjaga agar ruang daring tetap aman tanpa mengurangi kebebasan berekspresi masyarakat.
- Pemerintah giat tangani disinformasi dan judi online demi ruang digital sehatKemkomdigi menangani 3.943 konten disinformasi, fitnah, dan kebencian, serta menurunkan 2,3 juta konten judi online melalui sistem patroli aktif dan kanal
Makassar, IDN Times - Arus informasi digital yang begitu deras membuat Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) kembali menyoroti cara publik mengonsumsi dan menyebarkan berita. Lembaga ini menilai kredibilitas perlu ditempatkan di atas kecepatan agar informasi yang beredar tetap akurat dan dapat dipercaya.
Pesan itu disampaikan Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media Kemkomdigi, Fifi Aleyda Yahya, dalam kegiatan MediaConnect: Dari Clickbait Jadi Kredibel yang digelar di Menara Bosowa, Makassar, Kamis (23/10/2025) malam. Acara tersebut dihadiri ratusan peserta dari kalangan jurnalis, mahasiswa, akademisi, hingga kreator konten digital.
Dalam sambutannya, Fifi menyoroti kecenderungan sebagian pelaku media dan pengguna internet yang lebih mengutamakan kecepatan publikasi dibandingkan ketepatan informasi. Menurutnya, kebiasaan tersebut dapat memperburuk kualitas ruang digital dan menurunkan kepercayaan publik terhadap media.
"Yang paling berharga bukan klik, tapi kredibilitas. Media sosial memberi kecepatan dan kedekatan, sedangkan media mainstream memberi kedalaman dan kredibilitas. Kalau dua kekuatan ini disatukan, kita bisa punya ekosistem informasi yang disukai sekaligus dipercaya," kata Fifi di hadapan peserta.
1. Kecepatan informasi jangan sampai menggeser nilai kebenaran

Fifi menyebut dalam era di mana siapa pun bisa menjadi penyampai pesan, tanggung jawab etika dan akurasi semakin besar. Dia menilai kecepatan penyebaran informasi seharusnya tidak menggeser nilai kebenaran.
"Masalahnya sekarang bukan siapa yang paling cepat menyebar, tapi siapa yang paling bisa dipercaya," katanya.
Menurut Fifi, kolaborasi antara media sosial dan media arus utama menjadi langkah penting untuk mengembalikan kepercayaan publik. Dia menggambarkan kondisi saat ini sebagai masa di mana klik lebih dihargai daripada kredibilitas, padahal daya tahan kepercayaan publik jauh lebih penting daripada sekadar viral sesaat.
Fifi juga membagikan kisah pribadinya sebagai jurnalis berdarah Makassar. Dia menyebut orang Makassar sebagai pencerita sejati yang sejak dulu gemar berbagi kabar dan pandangan.
"Dulu mereka bertukar cerita di warung kopi, sekarang caranya lewat unggahan di media sosial. Tapi tantangannya sama, menjaga agar cerita itu tetap benar," katanya.
2. Pengawasan digital bukan untuk membatasi tapi melindungi pengguna

Di sisi lain, Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kemkomdigi, Alexander Sabar, menyoroti pentingnya keseimbangan dalam pengelolaan ruang digital. Dia menjelaskan pemerintah berusaha menjaga agar ruang daring tetap aman tanpa mengurangi kebebasan berekspresi masyarakat.
Menurutnya, pengawasan di ruang digital tidak bertujuan untuk membatasi kebebasan masyarakat. Langkah itu justru dnaksudkan untuk melindungi pengguna agar ekosistem digital tetap aman dan sehat
"Kita ingin menjaga ruang digital itu bagi yang berkreasi di ruang digital bisa aman, sehat. Kalau dikatakan kita menghambat berekspresi, justru kita ingin menjaga ekspresi teman-teman itu tidak melanggar hak orang lain," kata Alexander.
3. Pemerintah giat tangani disinformasi dan judi online demi ruang digital sehat

Alexander memaparkan selama Agustus hingga Oktober 2025, Kemkomdigi menangani 3.943 konten disinformasi, fitnah, dan kebencian, serta menurunkan 2,3 juta konten judi online. Upaya ini dijalankan melalui sistem patroli aktif dan kanal aduan publik seperti aduankonten.id.
"Data itu riil, tapi kami tidak ingin berhenti di angka. Yang lebih penting adalah bagaimana dampak dari konten-konten itu terhadap masyarakat. Upaya pemerintah akan terus fokus ke sana," katanya.
Kegiatan MediaConnect ini pun menjadi ruang diskusi lintas sektor untuk memperkuat literasi digital dan menumbuhkan kembali kepercayaan publik terhadap media. Alexander berharap kolaborasi antara media, kreator konten, dan masyarakat dapat menciptakan ruang digital yang lebih sehat dan berimbang.
"Jangan biarkan ruang digital diisi oleh kebencian dan sensasi. Isilah dengan cerita yang benar, hangat, dan inspiratif," kata Alexander.


















