Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Orang Tua Siswa SD Inpres Pajjaiang Demo, Keluhkan Relokasi Sekolah

Orangtua siswa SD Inpres Pajjaiang, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, menggelar aksi demonstrasi pada Selasa, (15/10/2024). (Dok. Istimewa)

Makassar, IDN Times - Puluhan orang tua murid Sekolah Dasar (SD) Inpres Pajjaiang, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, menggelar aksi demonstrasi pada Selasa (15/10/2024).

Mereka mendesak pemerintah segera menyelesaikan polemik penyegalan sekolah oleh ahli waris. Sambil menyampaikan aspirasi, mereka juga membawa spanduk bertuliskan protes.

"Aksi Mogok Sekolah, Kembalikan Kami ke Sekolah yang Dulu. Sampai Kapan Kami Numpang di Sekolah Orang" tulis beberapa spanduk yang mereka bawa saat aksi.

Orang tua siswa yang mayoritas ibu-ibu mengeluhkan kondisi yang tidak aman dan tidak nyaman bagi anak-anak mereka yang belajar di SD Kalang Tubung 1 dan SMP 16 Makassar. Lokasi itu jadi tempat anak mereka direlokasi sejak awal Agustus 2024.

1. Siswa kerap mengalami intimidasi

Orangtua siswa SD Inpres Pajjaiang, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, menggelar aksi demonstrasi pada Selasa, (15/10/2024) / Istimewa

Hamdiani (48), salah satu orang tua siswa mengatakan, beberapa murid SD Inpres Pajjaiang kerap mendapatkan intimidasi atau bullying oleh murid SD Kalang Tubung 1. Karena mereka dianggap hanya menumpang.

"Karena anak-anak kami sudah mendapatkan perundungan dan bentuk intimidasi, mereka dipalak sama anak SD yang ditempati numpang," kata Hamdiani kepada awak media, Selasa.

Dia juga menuturkan, tak hanya siswa, para guru SD Inpres Pajjaiang juga kerap mendapatkan teror oleh orang tidak dikenal. Bentuknya surat bertuliskan bahasa kotor.

"Terutama ada juga laporan guru-guru bahwa terlalu banyak surat kaleng yang masuk, terlalu banyak bahasa kotor di dalam surat itu. Ada juga surat yang disimpan di meja guru dengan bahasa yang kotor," ujarnya.

2. Siswa direlokasi agar bisa tetap belajar

Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Makassar Muhyiddin / Istimewa

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Makassar Muhyiddin mengungkapkan alasan relokasi murid SD Inpres Pajjaiang ke beberapa sekolah lain. Itu semata agar para siswa tetap belajar di tengah sengketa lahan sekolah.

"Sudah berproses belajar mengajar itu, sudah lama sejak terjadi penutupan sekolah, di sarankan untuk mencari alternatif dulu supaya berproses, jadi saya cari sekolah yang terdekat di situ," ucap Muhyiddin.

3. Ahli waris tuntut ganti rugi 14 miliar

Guru dan siswa menunggu di depan SDN Inpres Pajjaiang, Senin (22/7/2024). (Istimewa)
Guru dan siswa menunggu di depan SDN Inpres Pajjaiang, Senin (22/7/2024). (Istimewa)

SD Inpres Pajjaiang disegel oleh massa dan ahli waris sejak Agustus 2024 lalu. Pihak ahli waris menuntut agar pemerintah kota (Pemkot) Makassar segera membayarkan lahan tersebut sesuai dengan putusan MA.

Lahan SD Inpres Pajjaiang tersebut merupakan milik almarhum Badjida Bin Koi yang kini diwariskan kepada keturunannya. Hal itu diperkuat dengan putusan Mahkamah Agung (MA) RI Nomor: 1021 K/Pdt/2020 tanggal 3 Juni 2020 berdasarkan Persil 45 D II Kohir 460 C1.

Dari perkara sengketa yang dimenangkan ahli waris itu, pihak Pemkot Makassar harus membayar ganti rugi lahan sebesar kurang lebih Rp 14 Miliar. Namun, pihak Pemkot Makassar masih melakukan upaya hukum peninjauan kembali (PK) untuk memberikan bukti baru dalam sengketa tersebut.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Darsil Yahya Mustari
EditorDarsil Yahya Mustari
Follow Us