Masih 'Virgin', NA Sebut Luwu Layak Jadi Ibu Kota Sulsel

Makassar, IDN Times - Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah menyebutkan bahwa Kabupaten Luwu pantas jadi ibu kota provinsi. Alasannya, Luwu Raya memiliki potensi pertanian dan lahan yang luas. Oleh karena itu pembangunan infrastruktur harus digenjot lebih cepat.
Menurut NA, akronim populer Nurdin Abdullah, selain jalan dan bandara, pembangunan dunia pendidikan juga harus diperhatikan. “Luwu Raya masih utuh dan masih virgin,” kata Nurdin, Sabtu (22/6) kemarin.
1. Luwu Raya masa depan Sulsel

Nurdin menilai bahwa Luwu Raya akan menjadi masa depan untuk Sulsel, sehingga sangat cocok jika ibu kota dipindahkan ke sana. “Kalau ada wacana pemindahan ibu kota, lebih bagus di Luwu Raya," ujar Nurdin.
Saat ini, lanjut mantan Bupati Bantaeng itu, pemerintah provinsi fokus untuk membangun Palopo, Luwu, Luwu Utara, dan Luwu Timur. Hal itu agar ke depannya masyarakat bisa menikmati infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah. “Tinggal sumber daya alamnya saja yang mau dikelola dengan baik supaya dinikmati masyarakat sendiri,” ucap dia.
2. Butuh anggaran besar untuk pembangunan infrastruktur

Dilanjutkan Nurdin, ada beberapa infrastruktur lintas kabupaten yang menjadi prioritas pembangun dan harus rampung secepat mungkin. Di antaranya Luwu Raya - Toraja Utara -Tana Toraja, khusus ruas jalan Bua - Rantepao sepanjang 64 kilometer dengan total anggaran Rp1,36 triliun.
Kemudian Jalan Sabbang - Tallang, Labiri - Seko dan Rampi - Batas Sulteng sepanjang 211,22 kilometer dengan estimasi anggaran sebesar Rp735.43 miliar. Oleh karena itu Nurdin berharap sinergitas semua pihak dan membangun komunikasi dengan baik.
“Kalau ada yang mau disampaikan langsung saja hubungi saya,” tambahnya.
3. Organisasi perempuan diharapkan bisa membantu kerja pemerintah

Sementara, Ketua Tim Penggerak PKK Sulsel, Lies F Nurdin, berharap organisasi perempuan dapat membantu program-program pemerintah terutama persoalan perempuan dan anak. Apalagi saat ini masih saja terjadi kasus kekerasan anak, pernikahan usia dini, dan masalah stunting atau gizi buruk.
“Fokus pemerintah adalah persoalan anak dan perempuan karena masih saja sering terjadi kekerasan,” ujarnya.