Kasus Dugaan Aliran Sesat di Makassar, Danny Serahkan ke MUI

Makassar, IDN Times - Wali Kota Makassar Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto angkat bicara terkait heboh kasus dugaan aliran sesat di daerahnya, yakni aliran Hakikinya Hakiki. Danny mengatakan peristiwa seperti itu bukan kali pertama, melainkan telah berulang.
Untuk menyebut suatu aliran sesat, kata Danny, tentu harus melalui fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Karena itu, dia menyerahkan kasus ini kepada MUI selaku pihak berwenang.
"Pemerintah tidak bisa bikin apa-apa karena itu otoritasnya Majelis Ulama, kalau dia melanggar tauhid atau apa, yang menilai itu MUI," kata Danny di kediamannya, Minggu (8/1/2023) malam.
1. Danny mengaku pernah laporkan sebuah aliran

Berdasarkan pengalamannya sebelum menjadi Wali Kota Makassar, Danny mengaku pernah mengahadapi hal serupa. Dia mengklaim pernah mengadukan suatu aliran yang juga diduga sesat.
Dia tidak menyebutkan aliran yang dimaksud. Namun dia mengaku mengadukan aliran itu kepada Ketua MUI Sulsel 2006-2016, almarhum KH Sanusi Baco.
"Itu masih almarhun Sanusi Baco, itu disidang di depan kepolisian. Dari hasil sidang biasanya, saya tidak tahu seperti apa. Tapi saya pernah fight tengan hal-hal seperti itu," ujar Danny.
2. Danny minta peran RT/RW

Danny pun menegaskan agar RT/RW juga berperan penting dalam mengawasi aktivitas warganya. Apabila melihat ada aktivitas mencurigakan dari warga setempat, maka ketua RT/RW diharapkan langsung melaporkan ke pihak berwajib.
"Pemkot dalam RT/RW memberikan informasi dan menyampaikan ke pihak yang berwajib," kata Danny.
3. MUI telusuri aliran Hakikinya Hakiki

Sebelumya diberitakan bahwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), menelusuri sejarah lahirnya sebuah ajaran di Makassar bernama Hakikinya Hakiki, yang disebut aliran sesat.
Ketua MUI Makassar, AGH Baharuddin mengatakan, kini pihaknya sedang mencari tahu lebih jauh soal siapa yang membawa aliran atau ajaran tersebut hingga ke Makassar.
"Nah, kita ini mau kejar, siapa gurunya? Siapa sanat gurunya? Dan istilah-istilah itu sambung-menyambung sampai ke nabi, kalau tidak itu berarti itu namanya sesat, berarti itu tidak diterima," kata Baharuddin dikonfirmasi, Jumat malam (6/1/2023).