Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Jemaah An-Nadzir Gowa Salat Idul Fitri Jumat 21 April 2023

Jamaah An Nadzir bersiap melaksanakan Shalat Idul Adha di Kampung Butta Ejayya, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Senin (19/7/2021). ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Makassar, IDN Times - Jemaah An-Nadzir di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), sudah menetapkan 1 Syawal 1444 Hijriah jatuh pada Kamis (20/4/2023) pukul 12.15 Wita.

Pimpinan Jemaah An-Nadzir Gowa, M. Samiruddin Pademmui mengungkapkan, 1 Syawal ditetapkan karena adanya peristiwa Gerhana Matahari Hibrid pada waktu tersebut sekitar pukul 12.15 Wita.

"Hal ini sebuah tanda dan bukti yang nyata menunjukkan terjadi pergantian bulan atau konjungsi atau new moon dan atau ijtima ramadan ke syawal," ungkap Samiruddin Pademmui dalam rilisnya, Rabu (19/4/2023).

Diketahui, tiap tahunnya jemaah An-Nadzir melaksanakan ibadah puasa dan penentuan 1 Syawal atau Lebaran menurut metode penentuan sendiri.

1. Jemaah hanya puasa setengah hari

ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Lanjut Samiruddin, pergantian bulan Ramadan ke Syawal ditandai dengan Gerhana Matahari Hibrid itu terjadi pada pasang puncak air laut saat itu.

"Maka puasa pada hari itu (kamis) tidak full sampai maghrib (hanya setengah hari), jadi jamaah An-Nadzir sudah buka puasa. Hal ini dilakukan sebagaimana yang diajarkan dan dicontohkan guru dan imam KH Syamsuri Abdul Madjid (demi kehati-hatiannya dalam menjaga hukum yang mengharamkan puasa di 1 Syawal)," Samiruddin menjelaskan.

Kata Samiruddin, jemaah An-Nadzir akan melakukan buka puasa setelah selesai pelaksanaan shalat Sunnah kusuf yang akan dilaksanakan sekitar pukul 12.30 Wita.

"Shalat sunnah kusuf itu dilakukan secara berjamaah di Masjid Baitul Maqdis An-nadzir, atau bisa juga dilakukan di rumah masing-masing bersama keluarga," kata Samiruddin.

2. Jemaah An-Nadzir salat Idul Fitri Jumat 21 april

Jamaah An Nadzir saling berpelukan usai melaksanakan Shalat Idul Adha di Kampung Butta Ejayya, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Senin (19/7/2021).

Walau Kamis siang merupakan waktu pergantian bulan Ramadan ke Syawal, tapi jemaah An-Nadzir Gowa tidak langsung melaksanakan shalat Idul Fitri 1 Syawal 1444 hijriah.

"Tidak mungkin kita shalat Idul Fitri di siang hari, maka jamaah An-Nadzir memutuskan shalat Idul Fitri yang dilaksanakan pada hari Jumat, 21 April, besoknya," ujar Samiruddin.

3. Metode jemaah An-Nadzir menentukan 1 Syawal

Jamaah An Nadzir bersiap melaksanakan Shalat Idul Adha di Kampung Butta Ejayya, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Senin (19/7/2021). ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Dalam keterangan, Samiruddin Pademmui menuturkan bahwa Allah SWT berfirman "Berpuasalah kamu dengan melihat bulan dan berbukalah kamu dengan melihat bulan." Dan sabda Rasul S.A.W "Pantau-lah bulan Rajab untuk mengetahui awal Sya'ban, pantau-lah bulan Sya'ban untuk mengetahui awal Ramadan, dan pantau-lah Ramadhan untuk mengetahui awal Syawal." (HR Aisyah)

Dengan firman dan sabda rasul itu, dalam hal memantau bulan, jamaah An-Nadzir memiliki metodologi yang diajarkan guru dan imam yang kemudian dipadukan dari dukungan perkembangan ilmu pengetahuan dan juga teknologi aplikasi, yang ternyata datanya cukup akurat dan valid. Hal ini dipastikan setelah diteliti sekitar 5 tahun terakhir oleh jamaah di Pondok An-nadzir Gowa.

Dengan begitu, Samiruddin menyebutkan, jamaah An-Nadzir mulai puasa 1 Ramadan bertepatan Rabu, 22 Maret 2023. Lalu, hasil pemantauan purnama 14, 15 dan 16 bulan Ramadan tepatan tanggal 4, 5, dan 6 April.

Kemudian dijelaskan, Ramadan ke 27 tepat pada Senin, 17 April, saat itu bulan terbit di ufuk Timur sekitar 03.15 Wita, terbenam di Barat sekitar 15.44 Wita. Ramadan ke 28, Selasa, 18 April, bulan terbit di Timur sekitar 04.06, terbenam di Barat sekitar 16.30 Wita.

"Kemudian dilihat dengan menggunakan kain tipis warna hitam, tampak bulan bersusun tiga, namun yang satu sangat tipis. Hal ini berarti bulan masih terbit lagi dua kali di Timur," lanjut Samiruddin Pademmui.

Pada Ramadhan ke 29, Rabu 19 April, bulan terbit di Timur sekitar pukul 04.56 Wita, dan tenggelam di Barat sekitar 17.17 Wita.

"Perlu diketahui dan diperhatikan, selama bulan di Timur masih duluan terbit daripada matahari, itu artinya masih bulan tua. Begitu juga di Barat, selama bulan masih duluan terbenam daripada matahari, maka artinya masih bulan tua, meski sulit dilihat secara kasat mata, sebagaimana sulitnya dilihat hilal atau bulan baru," imbuh Samiruddin.

Akhirnya, Ramadan ke 30, Kamis, 20 April bulan masih duluan terbit di Timur 05.46 Wita sementara matahari terbit sekitar jam 05.54 WITA (selisih +/- 8 menit). Artinya, ini masih bulan tua Ramadan tapi perjalanannya sudah tidak sampai ke Barat.

"Hal ini sesuai dengan adanya fenomena alam yang secara sunnatullah terjadinya gerhana matahari hibrid sekitar 12.15 Wita. Juga diikuti dengan terjadi pasang puncak air laut, sebagai salah satu indikator dan parameter pergantian bulan," tutupnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irwan Idris
EditorIrwan Idris
Follow Us