Dinas Damkar Makassar Bakal Aktifkan Kembali Peka Rong, Apa Itu?

12 Jun 2021, 06:14 WIB

Ilustrasi petugas damkar (IDN Times /Istimewa)

Makassar, IDN Times - Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Kota Makassar, Sulawesi Selatan, bakal mengaktifkan kembali program pemadam kebakaran lorong atau yang disebut Peka Rong.

Kepala Bidang Sarana Disdamkar Kota Makassar, Aswin, dalam bincang-bincang bersama media di Warkop Turatea, Jumat (11/6/2021), mengatakan program itu merupakan upaya mengatasi kebakaran yang terjadi di lorong dan pemukiman padat penduduk.

"Pak Wali Kota melalui Damkar membuat inovasi menghadirkan pemadam kebakaran di lorong yang sempit dan padat yang dinamakan Peka Rong," katanya.

1. Mobil damkar kerap kesulitan masuk di lorong

Ilustrasi Penanganan Kebakaran oleh Pemadam Kebakaran. (IDN Times/Persiana Galih)

Pengaktifan kembali Peka Rong dinilai perlu. Pasalnya, selama ini petugas Damkar kerap kesulitan memadamkan api di pemukiman padat penduduk. Apalagi jika akses jalan sempit yang hanya berupa lorong kecil.

"Kalau (lorong) 3 meter masih bisa masuk yang fire truck. Tapi kalau lorong yang sudah 2 meter, itu mobil pemadam sudah tidak bisa masuk," katanya.

2. Masyarakat setempat akan diberdayakan

Ilustrasi Penanganan Kebakaran oleh Pemadam Kebakaran. (IDN Times/Persiana Galih)

Melalui Peka Rong, masyarakat khususnya yang tinggal di pemukiman padat penduduk akan diberdayakan. Mereka akan dilatih menggunakan alat pemadam kebakaran yang nantinya berkonsep pompa portabel yang tersambung dengan pipa tandon air.

"Jadi sebelum api membesar, masyarakat yang memadamkan duluan sehingga tidak terjadi kebakaran yang begitu luas," kata Aswin.

Fasilitas pemadam kebakaran tersebut, menurut Aswin, akan ditempatkan di kawasan yang cukup rawan mengalami kebakaran.

3. Petugas damkar kerap datang terlambat karena ada kendala

Ilustrasi Penanganan Kebakaran oleh Pemadam Kebakaran. (IDN Times/Persiana Galih)

Aswin menyebutkan ada berbagai kendala lain yang mengakibatkan petugas Damkar datang terlambat ke lokas kebakaran. Selain karena akses di lorong sulit, juga karena biasanya banyak warga yang hanya menonton kebakaran sehingga menyulitkan mobil Damkar masuk.

Belum lagi, kurangnya kesadaran pengguna jalan yang memberikan akses bagi mobil Damkar di jalan raya. Padahal seharusnya, mobil Damkar harus diutamakan lebih daripada ambulans.

"Itulah kenapa mobil pemadam kebakaran berwarna merah, bukan hitam atau biru, karena dari jauh masyarakat sudah bisa melihat keberadaan mobil pemadam sehingga diharapkan masyarakat ini memberi akses seluas-luasnya," katanya.