Demo di Makassar, Mahasiswa Papua dan Polisi Saling Dorong

Makassar, IDN Times - Mahasiswa Papua di Makassar, Sulawesi Selatan, saling dorong dengan aparat kepolisian, dalam demonstrasi, Jumat (16/8/2025).
Demonstrasi berlangsung di depan Asrama Papua di Jalan Lanto Dg. Pasewang, Makassar, Kota Makassar. Mahasiswa Papua berunjuk rasa untuk memperingati Perjanjian New York 1962, yaitu penyerahan wilayah Papua Barat dari Belanda kepada Indonesia melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
1. Polisi blokade massa yang akan long march menuju Monumen Mandala

Pantauan IDN Times, anggota Sabhara Polda Sulsel memblokade massa aksi dengan cara berjejer sambil memegang tameng di depan massa. Rencananya, mahasiswa hendak melakukan unjuk rasa di Monumen Mandala di Jalan Jenderal Sudirman.
Salah satu polisi melalui pengeras suara meminta mahasiswa Papua agar melakukan aksi unjuk rasa di depan asrama mereka. Tujuannya untuk menjaga keamanan massa aksi.
"Kami mohon berunjuk rasa di sini saja, jangan ke mana-mana demi keamanan adik-adik sekalian," ucapnya.
2. Polisi klaim hanya sebatas jaga keamanan mahasiswa Papua

Imbauan tersebut, untuk mencegah aksi caos dan menjaga keamanan seluruh mahasiswa Papua yang melakukan demonstrasi. "Kepolisian Republik Indonesia menjamin keselamatan adik-adik sekalian, kami tidak menghalangi kegiatan adik-adik, kami hanya mengawal aksi kalian dengan aman," kata polisi melalui pengeras suara.
Polisi menegaskan sama sekali tidak menghalangi massa aksi. Semua warga negara dilayani dan dijaga keamanannya tanpa membedakan suku dan ras manapun.
"Hanya sebatas menjaga keamana adik-adik sekalian, tidak rasisme tidak ada intimidasi Kami tidak membedakan rasa, asal usul dan warna kulit. Kami melayani semua masyarakat," ucap polisi itu.
3. Massa menyanyikan lagu Bintang Kejora

Sementara itu, salah satu massa aksi mengatakan aksi mereka merupakan aksi damai untuk memperingati perjanjijan New York (Amerika) 15 Agustus 1962, yang dianggap ilegal karena tanpa melibatkan orang Papua. Selain itu aksi juga untuk memperingati 16 Agustus sebagai Hari Rasis, sebab Indonesia dianggap merendahkan harga diri bangsa Papua.
"New York Agreement yang dibicarakan antara kapitalis Amerika dan kapitalis Belanda dan kolonialisme Indonesia yang di mana mereka membicarakan masa depan Papua tanpa melibatkan orang Papua. Di situlah terjadi rasisme sampai saat ini," kata salah satu massa aksi melalui pengeras suara.
Tak hanya itu, massa aksi juga menyanyikan lagu Bintang Kejora sambil duduk di aspal dengan mengepalkan tangan kirinya serta membentangkan spanduk protes. "Papua bukan merah putih, Papua bukan merah putih, Papua bintang kejora, bintang kejora, baru kau bilang merah putih," bunyi nyanyian massa aksi.