Sulawesi Utara Memasuki Musim Hujan, Masyarakat Diminta Waspada

Petani diminta menanam lebih awal, mencegah gagal panen

Manado, IDNTimes – Masyarakat Sulawesi Utara diminta mengantisipasi datangnya musim hujan di akhir tahun 2022. Stasiun Klimatologi Minahasa Utara memprediksi musim hujan di Sulut terjadi pada Bulan Oktober-Desember 2022.

Perbedaan waktu awal musim hujan disebabkan karena perbedaan topografi antar daerah. Hal ini dijelaskan oleh Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Minut, Muhammad Candra Buana.

“Dibandingkan dengan kondisi normalnya, awal musim hujan tahun ini secara umum 55% maju dari normalnya, 10% sama dengan normalnya, dan 35% mundur dari normalnya,” jelas Candra, Jumat (30/9/2022).

Baca Juga: Kantor Pos Bagikan BLT ke 141 Ribu Keluarga di Sulawesi Utara

1. Fenomena La Nina kategori moderat terjadi hingga akhir tahun 2022

Sulawesi Utara Memasuki Musim Hujan, Masyarakat Diminta WaspadaIlustrasi Siklon Tropis di Indonesia ( ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

Selain itu, Candra menjelaskan bahwa pada Bulan September 2022 di Pasifik Tengah Ekuator, terjadi fenomena La Nina kategori moderat yang menyebabkan meningkatnya curah hujan. Fenomena La Nina kategori moderat ini diperkirakan berlangsung hingga akhir tahun 2022.

“Sampai dengan pemantauan tadi malam terkait dinamika atmosfer, fenomena La Nina moderat akan berlangsung hingga akhir tahun 2022, kemudian di awal tahun 2023 cenderung ke arah netral,” sambung Candra.

Secara umum, musim hujan di tahun 2022 bersifat normal. Namun, pemerintah daerah dan masyarakat tetap diminta waspada pada periode peralihan musim Oktober-November 2022, karena bisa terjadi hujan lebat, angin kencang, puting beliung, dan hujan es.

2. Puncak musim hujan diperkirakan terjadi November 2022-Januari 2023

Sulawesi Utara Memasuki Musim Hujan, Masyarakat Diminta WaspadaKawasan Megamas Manado, Sulawesi Utara, pasca banjir rob, Rabu (8/12/2021). IDNTimes/Savi

Puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada November 2022-Januari 2023. Namun, bagi sebagian wilayah, puncak musim hujan diperkirakan terjadi hingga Maret 2023. Pada puncak musim hujan ini pemerintah daerah dan masyarakat diminta waspada terutama bagi yang tinggal di daerah yang rawan longsor dan banjir.

Sebelumnya, pada Juni 2022 Sulut tengah berada di musim kemarau. Namun, seiring berjalannya waktu, hujan masih kerap berlangsung hingga saat ini. Candra mengatakan bahwa hal tersebut disebabkan fenomena La Nina yang masih berlangsung. Akibatnya, Sulut mengalami mengalami musim kemarau yang lebih pendek atau cenderung basah.

“Jika dilihat dari kondisi saat ini, Sulut berpotensi mengalami hujan sepanjang tahun, sama seperti tahun 2020 dan 2021,” ujar Candra.

3. Curah hujan berdampak bagi sektor pertanian

Sulawesi Utara Memasuki Musim Hujan, Masyarakat Diminta Waspadailustrasi petani cabai (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)

Selain berdampak pada potensi bencana, curah hujan juga menyebabkan peningkatan kelembapan yang akan memicu perkembangan hama tanaman (terutama tanaman pangan), lebih cepat dan lebih banyak. Perkembangan hama tanaman tersebut yang sering menyebabkan petani gagal panen di musim hujan.

“Ada beberapa jenis hama yang berkembang lebih cepat dan banyak saat kelembapan tinggi, misalnya hama tanaman padi. Di tanaman cabai juga ada, yang menyebabkan daunnya jadi keriting sehingga bisa menghambat pertumbuhan buah cabai. Jadi, makanya biasanya harga cabai naik di musim hujan karena produksinya kurang,” terang Candra.

Untuk itu, Stasiun Klimatologi Minut memberikan beberapa rekomendasi bagi para petani maupun pelaku industri pertanian lainnya, seperti menanam lebih awal, menambah luas tanam, panen air hujan, dan mengisi waduk atau danau yang berguna untuk periode musim kemarau yang akan datang.

Baca Juga: Proses Hukum Lambat, Keluarga Korban Perkosaan di Manado Lapor Hotman

Topik:

  • Aan Pranata

Berita Terkini Lainnya