BIN: 3 Kategori Zona Masjid Terpapar Radikalisme

Jakarta, IDN Times - Banyak kalangan yang khawatir setelah beredarnya informasi rahasia Badan Intelejen Negara (BIN) terkait 41 masjid di lingkungan pemerintahan wilayah Jakarta terpapar paham radikalisme.
Sebab, dari jumlah masjid yang terpapar, 17 di antaranya masuk kategori tinggi terpapar paham radikal. Lantas, seberapa parah kah konten-konten ceramah yang mengandung paham radikal?
Baca Juga: Jusuf Kalla Berharap Kurikulum Khotbah di Masjid Kampus Segera Disusun
1. Masjid tidak ada yang radikal, tapi konten ceramah
Juru Bicara Kepala BIN Wawan Hari Purwanto mengatakan kategorisiasi tersebut berdasarkan konten yang dipaparkan penceramah.
“Jadi konten ceramahnya yang kita utamakan, kalau masjid nya gak ada yang radikal,” kata Wawan dalam konferensi pers di Restauran Sate Pancoran, Jalan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (20/11).
2. BIN mengategorisasikan masjid terpapar paham radikal menjadi tiga zona
Sebelumnya, Kasubdit Direktorat 83 BIN Arief Tugiman mengategorisasikan, masjid yang terpapar paham radikal menjadi tiga level. Pertama, tujuh masjid level rendah, 17 level sedang, dan 17 lainnya level tinggi.
Pengelompokan kategori itu tertuju pada 41 masjid yang ada di kementerian, lembaga pemerintahan, dan BUMN di Jakarta. Rinciannya, 11 masjid di kementerian, 11 masjid di lembaga pemerintahan, dan 21 masjid di BUMN.
"Kalau yang rendah masih kategori bisa ditolerir lah. Kalau sedang ini sudah mengarah ke kuning-kuning gitu kan. Itu disikapi lebih," ucap Wawan.
3. Level tertinggi di zona merah perlu lebih tajam dinetralkan
Sedangkan masjid dengan level terpapar tertinggi atau pada zona merah, Wawan mengatakan, harus berupaya lebih tajam menatralisir gempuran paham radikal.
"Kalau yang merah (tinggi) ini sudah parah lah. Artinya, ini perlu lebih tajam lagi untuk menatralisir itu," kata dia.
4. Masjid dengan zona merah terpapar penyimpangan norma NKRI
Lebih lanjut, Wawan menyebutkan, kategori masjid pada zona merah yang menjadi sorotan BIN, memiliki kriteria yang sangat jelas menyimpang dari falsafah dan norma-norma Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Yang merah ini sudah mendorong ke arah-arah yang lebih simpati ke ISIS. Ini yang membawa aroma konflik Timur Tengah ke sini (Indonesia). Mengutip ayat perang, sehingga menimbulkan ESKOM: Emosi, Sikap, Tingkah Laku, Opini, dan Motivasi," kata dia.
5. BIN membina 50 penceramah pemapar radikalisme
Maka dari itu, kata Wawan, BIN akan mengupayakan 50 penceramah yang menjadi penyebab menyebarnya paham radikal di 41 masjid pemerintahan, sedikit demi sedikit menghilang.
"Itu bukan masjid nya yang terpapar tapi penceramahnya. Lima puluh penceramah terpapar, itu sudah kita dekati. Selama mereka menunjukkan perbaikan, kita izinkan untuk ceramah. Selama ini kita lakukan pendekatan dialogis. Kita ingin memberikan literasi, karena ini kan masalah literasi. Ini bisa terjadi dimana saja. Sehingga perlu ada upaya-upaya supaya nanti ada perubahan. Karena kita menjaga keamanan dan ketertiban," kata dia.
Baca Juga: Langkah BIN Tindaklanjuti soal 41 Masjid Terpapar Radikalisme