Cuaca Ekstrem Berpotensi Melanda Sulawesi Tenggara 17-21 Februari 2020

BMKG juga mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi

Makassar, IDN Times - Sebagian wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) berpotensi mengalami cuaca ekstrem hingga 21 Februari 2021 mendatang.

Pringatan dini cuaca ekstrem itu berdasarkan informasi Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kendari, Rudin, pada Rabu (17/2/2021).

"Peringatan dini berpotensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai guntur dan angin kencang pada siang hari di wilayah Kendari, Konawe, Konawe Utara, Konawe Selatan, Buton Utara, Muna dan Muna Barat serta pada malam hari di wilayah Kolaka," ungkap Rudin seperti dikutip dari ANTARA.

Hujan ringan juga berpotensi terjadi di Kabupaten Kolaka, Kolaka Utara, Kolaka Timur, Konawe Kepulauan serta Bombana.

1. Kota Kendari dan tujuh kabupaten berpotensi alami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat

Cuaca Ekstrem Berpotensi Melanda Sulawesi Tenggara 17-21 Februari 2020Kumpulan awan cumulus menutupi langit di atas Mesjid Agung Alkhausar, Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (1/1/2021). (ANTARA FOTO/Jojon)

Forecaster on Duty BMKG UPT Stasiun Klimatologi Konawe Selatan, Ekawati Natalia Mulyadi menjelaskan bahwa sebagian besar wilayah Sultra diperkirakan berpeluang tinggi mengalami curah hujan kategori menengah sejak pertengahan Februari ini hingga beberapa pekan ke depan.

"Beberapa wilayah mengalami curah hujan kategori menengah (51-150 mm/dasarian) yaitu sebagian wilayah Konawe, Konawe Utara, Kolaka, Konawe Selatan, Buton Utara, Buton, Baubau, Buton Selatan dan Konawe Kepulauan," kata Ekawati.

2. Gelombang setinggi 2,5-4 meter mengintai di laut sekitar Wakatobi dan Bau-Bau

Cuaca Ekstrem Berpotensi Melanda Sulawesi Tenggara 17-21 Februari 2020Beberapa unit kapal nelayan berada disekitar Teluk Kendari saat cuaca buruk, di Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (28/1/2021). (ANTARA FOTO/Jojon)

Selain itu, Stasiun Meteorologi Maritim Kendari telah mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang diperkirakan berlangsung hingga 20 Februari. Pola angin dari Barat Daya hingga Barat Laut mencapai kecepatan maksimal 25 knot atau 46,3 km/jam.

"Kecepatan angin tertinggi terpantau di wilayah perairan Minui Kendari, Perairan Baubau, perairan Wakatobi dan Laut Banda Timur Sultra," papar Pelaksana Harian Koordinator Observasi dan Informasi Stasiun Maritim Kendari, Faizal Habibie.

Gelombang 2,5 sampai 4 meter mengintai perairan Baubau bagian Selatan, perairan Wakatobi bagian Barat, perairan Utara Wakatobi bagian Timur, perairan Selatan Wakatobi bagian Barat, perairan Selatan Wakatobi bagian Timur, dan Laut Banda Timur Sulawesi Tenggara bagian Selatan.

Sementara gelombang setinggi 1,25 meter sampai 2,5 meter dapat terjadi di perairan Banggai bagian Utara, perairan Banggai bagian Selatan, perairan Baubau bagian Utara, Laut Banda Timur Sulawesi Tenggara bagian Timur serta Laut Banda Timur Sulawesi Tenggara bagian Barat.

Baca Juga: Basarnas Evakuasi 33 Orang yang Terjebak di Sungai Lamesou Sultra

3. BMKG meminta masyarakat mewaspadai dampak cuaca ekstrem

Cuaca Ekstrem Berpotensi Melanda Sulawesi Tenggara 17-21 Februari 2020Pengendara menerobos hujan di jalan Saranani, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (18/11/2020). (ANTARA FOTO/Jojon)

Sebelumnya, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan kondisi dinamika atmosfer tidak stabil selama beberapa hari ke depan turut meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia.

"Hal ini disebabkan oleh monsun Asia yang masih mendominasi wilayah Indonesia dan diperkuat oleh aktifnya gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin di sebagian wilayah Indonesia," kata Guswanto melalui rilis BMKG.

Lebih jauh, keberadaan pusat tekanan rendah di wilayah utara Indonesia dan Australia bagian utara disebut mampu mempengaruhi pola arah dan kecepatan angin.

BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap dampak yang acapkali muncul dari cuaca ekstrem. Mulai dari banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang hingga jalan licin.

Baca Juga: 4,5 Hektare Padang Savana di Taman Nasional Rawa Aopa Sultra Terbakar

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya