Barantan Manado Perkuat Produksi Rumahan Gula Merah di Sulut

UMKM gula merah di Sulut belum terdata semua

Manado, IDNTimes - Sulawesi Utara (Sulut) menjadi salah satu pengekspor gula merah ke beberapa negara di Asia. Pada tahun 2021, Sulut berhasil mengekspor 531,02 kilogram gula merah ke tiga negara, yaitu Hongkong, Jepang, dan Singapura.

Kepala Balai Karantina Pertanian (Barantan) Manado, Donni Muksidayan Saragih, mengatakan bahwa Jepang menjadi negara tujuan ekspor gula merah terbesar, yaitu 381,52 kilogram dengan nilai Rp 43,6 juta. “Selain itu pengiriman domestik gula merah Sulut tahun 2021 juga cukup tinggi, mencapai 5,7 ton lebih ke beberapa daerah di Indonesia,” ujar Donni, Minggu (24/4/2022).

Donni menyebut, pembuat gula merah di Sulut rata-rata dalam skala Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

1. Industri rumahan gula merah di Sulut banyak namun belum terdata

Barantan Manado Perkuat Produksi Rumahan Gula Merah di SulutKepala Balai Karantina Pertanian (Barantan) Manado, Donni Muksidayan Saragih. IDNTimes/Ungke Pepotoh/bt

Donni menyebut, industri rumahan gula merah di Sulut sebenarnya sangat banyak. Pasalnya, bahan baku gula merah, yaitu pohon nira juga mudah ditemukan di Sulut.

Namun, Barantan Manado dan instansi terkait masih menemui banyak tantangan, salah satunya soal data UMKM gula merah tersebut. “Sentra-sentra pembuatan gula merah ini masih harus dipetakan lagi. Kami sudah meminta ke Dinas Pertanian kabupaten/kota untuk mendata, dan saat ini masih dalam proses,” sambung Donni.

Sentra produksi gula merah hampir ada di semua daerah di Sulut. Sejauh ini, sentra produksi gula merah rumahan yang berhasil didata ada di Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Kabupaten Minahasa, Kota Bitung, Kabupaten Kepulauan Talaud, hingga Kabupaten Bolaang Mongondow. Meski begitu, produk gula merah yang berhasil diekspor baru dari Minut, Minahasa, dan Bitung.

"Sekarang baru-baru ini diakselerasi di kabupaten Minut. Ada 5 desa yang dikunjungi, pembinaan kelompok tani. Ke depan sudah ada calon off take-rnya merupakan pelaku usaha yang nanti akan bermitra dengan petani dan dia akan membeli produk-produk petani untuk kebutuhan ekspor, sudah ada off taker milenial," ucap Donni.

2. Barantan Manado rencanakan studi banding ke daerah lain

Barantan Manado Perkuat Produksi Rumahan Gula Merah di SulutYundri Goni bersiap menyadap pohon nira di kebunnya, Desa Mapanget, Kecamatan Talawaan, Kabupaten Minahasa Utara, Sulut, Jumat (22/4/2022). IDNTimes/Savi

Saat ini, Barantan Manado tengah mengakselerasi perkembangan UMKM gula merah di Minut dengan membina kelompok petani dan mengajak pengusaha agar turut mengelola produksi gula merah. “Sudah ada pengusaha millennial yang bersedia menjadi off taker yang nantinya akan bermitra dengan petani. Jadi nanti mereka akan membeli produk-produk petani untuk kebutuhan ekspor juga,” tutur Donni.

Barantan Manado juga sudah mengagendakan untuk studi banding ke beberapa sentra produksi gula merah yang sudah lebih modern di Jawa, yaitu di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah. Pihak yang terlibat dalam studi banding tersebut adalah Barantan Manado, Dinas Pertanian Minut, perwakilan petani, dan pengekspor.

“Harapannya studi banding ini bisa menjadi bekal dan modal akan dikembangkan seperti apa di Minut. Yang kedua tentu mempermudah proses penguatan di hulu terkait kualitas gula merah, apakah nantinya akan dibangun sentra atau titik produksinya di satu lokasi karena itu yang akan kami perkuat nanti,” jelas Donni.

Baca Juga: Produksi Gula Merah Rumahan di Minahasa Utara Tembus Pasar Ekspor

3. Rencana ekspansi pasar ke negara lain

Barantan Manado Perkuat Produksi Rumahan Gula Merah di SulutPerajin gula merah di Minahasa Utara, Agustina Pandoli, menyuci cetakan batok kelapa, Jumat (22/4/2022). IDNTimes/Savi

Gula merah merupakan pemanis alami sehat yang juga digemari di luar negeri. Untuk itu, Barantan Manado tidak akan menghentikan ekspor ke tiga negara Asia yang sudah disebutkan.

Kedepannya, Barantan Manado juga akan memperkuat higienitas proses produksi dan pengadaan sertifikat organik bagi UMKM gula merah di Sulut. “Sebenarnya proses pembuatan gula merah sudah organik, namun banyak negara yang pasti akan bertanya dan meminta sertifikat organik supaya lebih meyakinkan. Jadi harus kita buktikan,” kata Donni.

Donni berharap, gula merah di Sulut bisa naik kelas ke pasar ekspor yang lebih luas. Barantan Manado sendiri sudah mengantongi peta negara yang sudah menjadi tujuan ekspor daerah lain di Indonesia.

“Harapannya kita bisa masuk ke negara lain. Maka harus ada edukasi terkait persyaratan negara-negara tujuan termasuk keamanan, kualitas produk, dan penelusuran produknya,” tutup Donni.

Baca Juga: BI Sulut Sediakan Rp1,8 Triliun Uang Kartal jelang Idul Fitri 2022

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya