Keluarga Jenazah Probable di Makassar Tolak Pemakaman ala COVID-19

Hasil swab belum dikeluarkan oleh laboratorium pemeriksa

Makassar, IDN Times - Keributan sempat terjadi antara petugas keamanan Rumah Sakit Awal Bros Makassar bersama kepolisian dengan pihak keluarga jenazah pasien berinisial DB (60), Rabu, 14 Oktober 2020 malam. Ribut-ribut dipicu saat keluarga hendak membawa pulang jenazah pasien namun tidak diperbolehkan.

"Untuk awalnya itu kan dokter yang tangani almarhum bapak ini bilang 4 jam setelah waktu kematian itu harus dimakamkan. Jadi saya bertanya sama dokternya bilang kenapa mau dimakamkan nah hasil swabnya belum dikeluarkan," kata anak pasien, Wawan kepada jurnalis di Makassar, Kamis (15/10/2020).

1. Keluarga pasien sempat menunggu tanpa kejelasan, jenazah belum diurusi

Keluarga Jenazah Probable di Makassar Tolak Pemakaman ala COVID-19Keluarga pasien di Makassar menolak jenazah dimakamkan secara COVID-19 karena hsil swab belum keluar. IDN Times/Istimewa

Wawan menuturkan, ayahnya dirawat di rumah sakit sejak Rabu siang kemarin. Sang ayah sama sekali tidak mengalami ciri-ciri terpapar virus corona. Kabar duka meninggalnya sang ayah diterima pihak keluarganya pada sore jelang magrib. Saat itu, pihak keluarga meminta kepada petugas rumah sakit agar ayahnya dibawa pulang ke rumah untuk dimakamkan sesuai syariat Islam.

Namun, pihak rumah sakit, melalui dokter yang menangani, kata Wawan, menahan jenazah ayahnya. Dokter pun meminta agar Wawan menghubungi keluarganya yang lain. "Pas keluarga datang ke sini mau lihat bapak, sampai-sampai saya bilang juga kalau bisa saya beli APD-nya supaya bisa dilihat ini bapak karena ini (keluarga) yang mau kafani," tuturnya.

Sayangnya saat hendak mengurus jenazah ayahnya, pintu kamar di mana ayahnya dirawat dikunci. Keluarganya sempat menunggu selama sejam namun tak ada petugas yang dapat memberikan kejelasan. Pihak keluarga, kata Wawan semakin curiga karena hasil swab tes dari rumah sakit belum juga mereka terima.

"Akhirnya timbul kecurigaan bilang kenapa ini sampai begini. Apakah tetap mau dimakamkan atau bagaimana, terus akhirnya keluarga resah bilang bagaimana kalau kita panggil keluarga (lainnya) naik kayak tolak ini bapak supaya tidak dimakamkan secara seperti itu karena hasil swabnya juga belum keluar," ungkap Wawan.

2. Keluarga tegaskan, bagaimanapun hasil swab-nya, jenazah tetap dikuburkan dengan layak

Keluarga Jenazah Probable di Makassar Tolak Pemakaman ala COVID-19Anak pasien hendak bawa pulang jenazah ayahnya dari rumah sakit di Makassar. IDN Times/Istimewa

Karena lama menunggu, lanjut Wawan, pihak keluarga sepakat membawa pulang jenazah ayahnya untuk dimakamkan dengan layak. Itu setelah mereka menemui petugas rumah sakit. "Makanya pihak keluarga tidak terima makanya terjadi yang seperti tadi (keributan) itu yang tidak diminta-minta," ungkap Wawan.

Sebelum jenazah dibawa keluarga, kata Wawan, petugas rumah sakit menahan dan tidak mengizinkan. Sempat terjadi perdebatan bertensi tinggi antara keluarga dan petugas. Akhirnya, keluarganya nekat membawa jenazah ayahnya keluar dari rumah sakit. Belum begitu jauh dari rumah sakit, petugas dan sejumlah aparat kepolisian berupaya menghentikan Wawan dan keluarganya.

Polisi sempat melepaskan tembakan peringatan agar ribut-ribut itu mereda. Setelah berdialog, keluarga akhirnya luluh dan mengembalikan jenazah ke rumah sakit. "Jangan dikuburkan seperti itu karena merasa tidak layak. Intinya keluarga tidak terima dimakamkan secara COVID-19. Intinya juga apapun hasilnya di akhir tetap tidak terima," tegas Wawan.

Baca Juga: Kasus Penjamin Jenazah COVID-19 di Makassar, Polisi Periksa 12 Saksi

3. Penjelasan RS Awal Bros

Keluarga Jenazah Probable di Makassar Tolak Pemakaman ala COVID-19Tenaga kesehatan mengenakan APD lengkap (ANTARA FOTO/Rony Muharrman)

Terpisah, Direktur RS Awal Bros Makassar, dr Mery Monica mengatakan, hasil swab pasien DB masih ditunggu. "Ini sementara running, kemarin waktu masuk itu sebenarnya dari siang sudah ditawari untuk dilakukan PCR tapi keluarga masih mau berunding hasilnya menolak," ungkap Mery kepada jurnalis saat dikonfirmasi terpisah.

Sore hari, kata Mery, barulah pihak keluarga bersedia pasien dites PCR. Saat itu, dokter yang bertugas mengatakan bahwa pasien mulai sesak. Dokter pun curiga bahwa pasien terindikasi terpapar virus. "Saat diambil reagent dari mobil PCR itu kosong, habis. Memang kan jamnya mepet juga," ujarnya.

Mery bilang, pasien masuk di rumah sakit sekitar pukul 11.00 WITA, Rabu kemarin. Pasien meninggal dunia dalam upaya perawatan. Pasien disebutkan Mery, bukan sakit jantung, melainkan suspek atau probabel corona. "Dari hasil pemeriksaan dokter spesialis, ada periksa CT scan, pemeriksaan darah memang mengarah ke COVID," jelasnya.

Hingga saat ini lanjut Mery, hasil pemeriksaan swab pasien masih belum ada. Jenazah pasien masih ditahan di rumah sakit. Pihaknya berkoordinasi dengan pihak BBLK untuk mengetahui hasil pasti pemeriksaan swab pasien DB, siang ini. "Memang ada beberapa tahap dilewati, makanya kita kejar terus hasilnya dari BBLK," imbuh Mery.

Baca Juga: Hasil Swab Belum Ada, Keluarga Ngotot Bawa Jenazah dari RS di Makassar

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya