Begini Harapan Ketua BEM Unhas dan Presma UNM di HUT ke-75 RI

#MenjagaIndonesia dari korupsi hingga Omnibus Law

Makassar, IDN Times - Dua Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) kampus di Kota Makassar, Universitas Hasanuddin (Unhas) dan Universitas Negeri Makassar (UNM), saling berbagi harapan agar Indonesia menjadi lebih baik di usia yang telah menginjak 75 tahun.

Itu mereka utarakan saat berbicara dalam webinar bertajuk "Ini Harapan Mereka, Masa Depan Bangsa" yang diadakan oleh IDN Times pada Senin (17/8/2020) sore. Turut berbicara dalam webinar itu perwakilan BEM dari 25 universitas di Indonesia.

Ketua BEM Unhas, Abdul Fatir Kasim, menyebut korupsi masih menjadi masalah krusial yang perlu mendapat fokus. "Kenapa korupsi harus dituntaskan? Karena menurut saya, dampak perbuatan ini akan mengganggu atau merusak rasionalisasi kinerja pemerintah," ungkapnya.

1. Ketua BEM Unhas, Abdul Fatir Kasim, berharap masalah korupsi bisa dituntaskan

Begini Harapan Ketua BEM Unhas dan Presma UNM di HUT ke-75 RIAbdul Fatir Kasim, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Hasanuddin 2019-2020, saat diwawancarai pada bulan Oktober 2019. (IDN Times/Achmad Hidayat Alsair)

Lebih jauh Fatir menyoroti perihal janji pendidikan gratis yang dianggap tidak mampu dijalankan lantaran anggarannya yang telah disunat habis oleh koruptor. Selain itu, ia turut menyayangkan sikap pemerintah dalam masalah penggelapan dana negara. "Pemerintah lebih berfokus pada oknum pelaku ketimbang (memperbaiki) sistem)," lanjut Fatir.

Harapan kedua adalah menjegal oligarki. Tentu saja ini berhubungan dengan polemik Omnibus Law, dengan turunan UU Cipta Lapangan Kerja, yang dianggap oleh banyak kalangan cuma menguntungkan pihak-pihak tertentu.

2. Belakangan, tenaga medis yang berjuang di masa pandemik turut menjadi sasaran intimidasi

Begini Harapan Ketua BEM Unhas dan Presma UNM di HUT ke-75 RIIlustrasi tenaga medis COVID-19. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

"Yang mengkhawatirkan adalah, sepertinya, dalam pembahasannya mengandung unsur-unsur kepentingan dari para oligarki. Jika oligarki ini bisa dijegal, maka kekhawatiran masyarakat akan menurun," papar pemuda kelahiran Pangkep, 4 Mei 1997, itu.

Ketiga, Fatir berharap agar masyarakat lebih meningkatkan toleransi. Sebagai negara majemuk dengan beragam suku, agama dan budaya, menguatnya intoleransi selama beberapa tahun terakhir menjadi gejala gawat atas persatuan. Tak hanya perihal identitas, intoleransi dan kecurigaan berlebih menurutnya telah merambah bidang profesi.

Contohnya yakni para tenaga medis di masa pandemik COVID-19, yang belakangan mendapat intimidasi. "Sebagian masyarakat menganggap bahwa tenaga medis hanya bekerja untuk kepentingannya saja. Padahal mereka bekerja untuk rakyat dalam menyelesaikan pandemi ini," pungkasnya.

Baca Juga: BEM Unhas Sebut Kapolda Sulsel Provokasi Mahasiswa Turun Aksi

3. Ketua BEM UNM, Muhammad Aqsha B.S., menyinggung isu akses pendidikan serta Omnibus Law

Begini Harapan Ketua BEM Unhas dan Presma UNM di HUT ke-75 RITangkapan layar dari sesi webinar bertajuk "Ini Harapan Mereka, Masa Depan Bangsa" yang diadakan oleh IDN Times pada Senin (17/8/2020) sore. (Dok. Istimewa/IDN Times)

Sementara itu, Muhammad Aqsha B.S. selaku Presiden BEM UNM turut menyoroti Omnibus Law lantaran dianggap lebih banyak merugikan ketimbang mendatangkan untung untuk masyarakat.

"Kami dengan tegas menyatakan penolakan. Ada persoalan buruh dan lain-lain dalam rancangannya, termasuk kehendak menyederhanakan banyak aturan-aturan. Belum lagi persoalan dampak lingkungan," tegas Aqsha.

Ia turut mengangkat masalah yang sedang dihadapi nelayan Pulau Kodingareng, sejak keberadaan tambang pasir berpotensi mengancam aktivitas melaut dan mencari nafkah.

Kedua yakni upaya menghadirkan pendidikan yang terjangkau, terutama di tingkat perguruan tinggi. Menurutnya, komersialisasi dan liberalisasi pendidikan membuat upaya masyarakat mengakses bangku sekolah kian sempit dari hari ke hari.

4. Mendikbud Nadiem Makarim diminta segera memberi solusi nyata untuk kebijakan pemotongan SPP sebesar 50% untuk mahasiswa

Begini Harapan Ketua BEM Unhas dan Presma UNM di HUT ke-75 RIMendikbud Nadiem Makarim (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Lebih jauh, ia meminta agar Mendikbud Nadiem Makarim memberi solusi nyata atas kebijakan pemotongan SPP sebesar 50% bagi seluruh mahasiswa di Indonesia. Jalan keluar didesak muncul dari Nadiem sendiri alih-alih menyerahkan otoritas pemotongan kepada pihak rektorat universitas.

"Tolong Mendikbud tidak melempar tanggung jawab ini kepada rektor-rektor seluruh kampus. Nadiem Makarim harus menyelesaikan persoalan ini yang sama-sama kita tunggu sebagai mahasiswa," lanjut Aqsha.

Harapan terakhir, ia berharap agar bidang kesehatan bisa terus didukung terutama di masa pandemik COVID-19. Ia berharap tangan-tangan nakal yang ingin mencari untung dari situasi genting bisa segera dijerat hukum.

"Pandemi harusnya tidak dijadikan lahan bisnis. Tapi yang harus dicari adalah bagaimana wabah bisa dituntaskan sebab sangat mengganggu kehidupan masyarakat," tandas Aqsha.

Baca Juga: [WANSUS] Ketua BEM Unhas Bicara Aksi Mahasiswa Era Millennial

https://www.youtube.com/embed/YmycmsseWKA

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya