Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Warga Rante Balla di Luwu Blokir Akses Jalan ke Tambang Emas

Warga Rante Balla, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, menutup akses jalan menuju tambang emas, Jumat (8/8/2025). (Dok. Istimewa)
Warga Rante Balla, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, menutup akses jalan menuju tambang emas, Jumat (8/8/2025). (Dok. Istimewa)

Luwu, IDN Times - LUWU – Puluhan warga yang tergabung dalam Aliansi Anak Adat Ranteballa, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, menutup total akses jalan menuju area tambang PT Masmindo Dwi Area (MDA), Jumat (8/8/2025). Aksi ini dilakukan karena warga menilai perusahaan belum memenuhi kesepakatan dengan warga yang pernah dibuat.

“Aksi kita ini menuntut PT. Masmindo untuk mentaati kesepakatan yang dilakukan pada tanggal 26 Juni lalu,” kata penanggung jawab aksi sekaligus Pemangku Adat Parengnge Sikapa-Ranteballa, Wartawan Pasande, dalam siaran persnya, Sabtu (9/8/2025).

1. Sengketa pembayaran lahan dan perekrutan tenaga kerja

Warga Rante Balla, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, menutup akses jalan menuju tambang emas, Jumat (8/8/2025). (Dok. Istimewa)
Warga Rante Balla, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, menutup akses jalan menuju tambang emas, Jumat (8/8/2025). (Dok. Istimewa)

Wartawan Pasande menjelaskan, terdapat dua poin utama dalam kesepakatan terdahulu, yakni pembayaran lahan warga dan perekrutan tenaga kerja lokal. Ia menuding ada pembayaran kompensasi lahan yang diduga tidak sah karena tidak mengacu pada data kepemilikan tanah tahun 1995-1996.

“Banyak tanah yang sudah dilakukan pembayaran kompensasi oleh PT. Masmindo, itu diduga kuat palsu. Tidak berdasar data kepemilikan tanah tahun 1995-1996,” ujarnya.

Selain itu, warga juga menilai perusahaan tidak mengakomodasi pemuda adat dalam perekrutan tenaga kerja. “Banyak anak-anak muda di sini yang tidak diberdayakan oleh perusahaan. Padahal mereka ini adalah benar-benar warga lokal, tapi yang diberdayakan malah orang dari luar,” katanya.

Aliansi Anak Adat Ranteballa juga menuntut pemecatan karyawan yang dianggap sebagai “mafia tenaga kerja” di perusahaan. “Coba diperiksa datanya, kebanyakan yang direkrut hanya bermodal surat keterangan domisili dan banyak yang bukan merupakan turunan dari Desa Ranteballa,” ujar Wartawan Pasande.

2. Negosiasi di lokasi aksi

Warga Rante Balla, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, menutup akses jalan menuju tambang emas, Jumat (8/8/2025). (Dok. Istimewa)
Warga Rante Balla, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, menutup akses jalan menuju tambang emas, Jumat (8/8/2025). (Dok. Istimewa)

Aksi penutupan jalan yang berlangsung sekitar satu jam membuat kendaraan dan karyawan PT Masmindo tertahan, baik yang hendak masuk maupun keluar area tambang. Pihak perusahaan kemudian mendatangi massa aksi untuk membuka ruang dialog.

“Kami siap menerima para perwakilan dari Aliansi Anak Adat Ranteballa, untuk mendiskusikan detail dari apa yang akan kita sepakati,” kata CDA Manager PT Masmindo, Deamone Yusuf.

Pertemuan yang berlangsung sekitar dua jam menghasilkan kesepakatan baru. “Kita tadi telah bertemu dan telah menemui kesepakatan dengan pihak PT. Masmindo, tinggal realisasinya yang kita tunggu,” kata salah satu perwakilan Anak Adat Ranteballa, Putra Rante.

3. Warga ancam menutup permanen akses jalan

Plang perusahaan tambang emas PT Masmindo Dwi Area. Antara/HO
Plang perusahaan tambang emas PT Masmindo Dwi Area. Antara/HO

Putra menyatakan warga akan menunggu realisasi kesepakatan tersebut, tetapi mengingatkan agar perusahaan tidak mengulang keterlambatan sebelumnya. “Tapi catatannya, kita tidak mau lagi seperti beberapa waktu lalu di mana realsisasi yang kita tunggu tidak kunjung terlaksana. Kami sabar, tapi kalau ternyata kesepakatan itu dilanggar, maka kami akan betul-betul akan menutup jalan ini secara permanen,” ujarnya.

Aksi yang dimulai sekitar pukul 13.00 Wita itu berakhir damai. Pagar yang memblokir jalan dibuka sekitar pukul 18.00 Wita setelah kedua pihak mencapai kesepakatan. Aparat Koramil Belopa dan Polres Luwu turut mengamankan jalannya aksi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aan Pranata
EditorAan Pranata
Follow Us