"Re-co-ordinate": Seruan MIWF 2026 Hadapi Multikrisis Relasional

- Tema "Re-co-ordinate" menekankan pentingnya relasi dalam segala hal, termasuk komunitas dan ekosistem.
- MIWF 2026 tetap fokus pada isu-isu seperti genosida, krisis ekologi, dan imperialisme budaya.
- MIWF konsisten dengan prinsip inklusif, progresif, dan reflektif terhadap isu-isu zaman.
Makassar, IDN Times - Makassar International Writers Festival (MIWF) resmi merilis tema dan jadwal untuk edisi tahun 2026. Berlangsung di Benteng Rotterdam pada 14-17 Mei 2026, mereka memilih tema ""Re–co–ordinate". Mereka menyebut ini bukan sekadar judul, melainkan sebuah ajakan untuk melihat semua hal secara menyeluruh.
"Re–co–ordinate ialah seruan untuk melihat multikrisis yang kita hadapi saat ini bukan semata sebagai kegagalan kebijakan, melainkan juga sebagai kegagalan koordinasi. Bukan semata kegagalan rasional, tetapi juga kegagalan relasional," demikian petikan pengumuman yang diterima IDN Times pada Kamis (16/10/2025).
1. Tema "Re-co-ordinate" berasal dari fakta bahwa semua terjalin dalam relasi

Konsep "Re–co–ordinate" sendiri disebut berakar pada pemahaman bahwa tidak ada satu pun koordinat yang berdiri sendiri. Segala sesuatu seperti komunitas, ekosistem, dan sebuah bangsa, saling bertumpu dan terjalin dalam sebuah relasi.
"Tidak ada koordinat yang berdiri sendiri; setiap titik bertumpu pada relasinya dengan yang lain," jelas mereka.
"Kita secara kolektif butuh menentukan ulang silang dan saling titik koordinat," imbuh pernyataan tersebut.
2. Isu-isu yang menjadi fokus seperti genosida, krisis ekologi hingga imperialisme budaya

Lewat "Re-co-ordinate", MIWF 2026 tetap menyuarakan hal-hal dari edisi 2025. Mulai dari genosida yang terus berlangsung di banyak tempat, krisis ekologi yang berujung ekosida, serta imperialisme budaya. Tapi, helatan tahunan tersebut menjadi titik untuk melihat kembali posisi dan arah saat menyikapi berbagai isu saat ini.
"Merayakan keragaman strategi perlawanan dan solidaritas bersama praktik perawatan serta reparatif kolektif. Menata ulang semesta di mana keadilan sebagai koordinat utamanya: keadilan biosentris, yang meletakkan kehidupan sebagai titik pusat," tutup pernyataan dari MIWF.
3. MIWF sejak lama konsisten dengan prinsip yang mereka terapkan

MIWF merupakan salah satu agenda utama dari Rumata; Artspace, sebuah rumah budaya independen yang sejak 2011 telah aktif memperkuat ekosistem seni dan literasi di Kota Makassar. Rumata' dikenal sebagai ruang terbuka yang menjembatani kerja-kerja kebudayaan di Indonesia Timur dan berhasil mengangkatnya ke panggung nasional dan internasional.
Sejak awal, MIWF dirancang sebagai peristiwa budaya yang inklusif, progresif, dan reflektif terhadap isu-isu penting zaman. Ini terlihat dalam sejumah komitmen yang diterapkan untuk tetap menjadi ruang aman dengan menolak segala bentuk diskriminasi, no all-male panel, menjunjung inklusivitas lintas gender, serta nirsampah-rendah karbon.