UMI Kerahkan Drone Canggih dan Tim Medis Bantu Korban Bencana Sumatra

- UMI menggunakan drone DJI Matrice 30T untuk deteksi jenazah korban bencana di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh.
- DJI Matrice 30T adalah drone canggih dengan kemampuan termal, resolusi tinggi, dan payload multisensor terintegrasi.
- Ketua Pembina Yayasan Wakaf UMI menyebut bencana tersebut bukanlah bencana alam, melainkan hasil dari sifat koruptif dan kerusakan yang diciptakan manusia.
Makassar, IDN Times - Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar menggunakan teknologi drone untuk membantu proses pencarian korban tewas, yang masih tertimbun lumpur akibat bencana banjir dan longsor yang terjadi di Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Aceh. Drone yang digunakan merek DJI Matrice 30T (M30T).
DJI Matrice 30T adalah alat canggih yang sangat efektif untuk mendukung tim SAR dalam menemukan dan merespons situasi darurat dengan cepat dan presisi.
1. Drone DJI Matrice 30T digunakan deteksi jenazah

Wakil Rektor (WR) II UMI, Prof Zakir Sabara mengatakan, meski hanya satu drone, namun DJI Matrice 30T yang digunakan oleh tim medis UMI sangat membantu mencari jenazah yang saat ini masih tertimbung longsor.
"Jadi itu yang dipakai tim medis di sana untuk pencarian jenazah, luar biasa tim kita kalau teknologi, dokter-dokter kita sudah menggunakan teknologi drone untuk membantu pemerintah lokal mencari jenazah," kata Prof Zakir saat Yayasan UMI menggelar konferensi pers di menara UMI Jl Urip Sumoharjo, Kecamatan Panakkukang, Makassar, Minggu (7/12/2025).
Prof Sakir menjelaskan bahwa drone DJI Matrice 30T memiliki kemampuan termal dan resolusinya sangat tinggi serta kameranya 360 derajat.
"Drone kita membantu beberapa titik dan sudah mendekteksi bahwa di dalam lumpur itu adalah jenazah tapi untuk menggali jenazah itu yang berat, karena sudah padat sekali lumpurnya," ucapnya.
2. Kegunaan DJI Matrice 30T (M30T).

Berdasarkan informasi yang dihimpun DJI Matrice 30T (M30T) adalah drone enterprise kelas atas yang ringkas dan kuat, dirancang untuk misi profesional seperti inspeksi, keamanan, SAR, dan pemetaan, dengan payload multisensor terintegrasi (zoom optik 16x, termal radiometrik 640x512, wide-angle, laser rangefinder).
Serta kemampuan terbang tangguh untuk operasional dalam kondisi sulit, serta integrasi perangkat lunak DJI Pilot 2 dan DJI FlightHub 2 untuk kontrol canggih dan operasi berbasis cloud dan Ketahanan (IP55) tahan debu dan air, bisa terbang di hujan, salju, atau angin kencang. Performa Penerbangan: Waktu terbang hingga 41 menit, dilengkapi sensor penghindar rintangan 6 arah.
Keamanan Pengawasan: Deteksi panas, pemantauan area luas, patroli malam. Pencarian dan Penyelamatan (SAR): Deteksi orang/objek melalui termal, pemindaian cepat area besar. Inspeksi: Inspeksi infrastruktur dengan data visual dan termal berkualitas tinggi dan Pemetaan: Pengambilan data visual (8K foto, 4K video) untuk pemetaan.
Contoh Penerapan dalam SAR yakni, mencari korban di area hutan, pegunungan, atau perairan. Deteksi titik api dalam operasi pemadam kebakaran dan Pemantauan area bencana alam seperti gempa atau banjir.
3. UMI sebut bencana terjadi akibat sifat koruptif dan hasil kerusakan yang diciptakan manusia.

Ketua Pembina Yayasan Wakaf UMI Prof Dr Mansyur Ramly mengatakan UMI sebagai kampus islami memiliki kepekaan terhadap masyarakat Indonesia maupun dunia. Sehingga dengan terjadinya bencana di Sumatera, UMI akan hadir memberikan bantuan.
"UMI akan mengirim tangki air karena di sana air bersih sangat diperlukan. Apa yang paling prioritas di lokasi bencana, seperti itu strategi kita dalam menyalurkan bantuan," ucap Prof Mansyur.
Menurutnya, bencana yang terjadi di tiga provinsi tersebut bukan bencana alam, melainkan produk dari sifat koruptif dan hasil kerusakan yang diciptakan manusia.
"Insya Allah UMI melakulan riset penelitian kenapa bisa terjadi bencana seperti itu. Jadi kami bukan hanya memberikan bantuan secara materi tapi juga secara ilmiah," ujarnya.
4. UMI akan tambah tim medis.

Wakil Dekat III Fakultas Kedokteran UMI, dr Irna Diana Kartika, mengatakan tim medis gelombang pertama UMI, ada empat orang yaitu satu dosen, ada The Association of Medical Doctors of Asia (AMDA) Indonesia, Asian Medical Students' Association (AMSA) FK UMI, serta Tim Bantuan Medis (TBM) 110 FK UMI.
"Jadi dua dokter dan dua mahasiswa," ucap dr Irna.
Ia juga mengaku, UMI akan menambah tim medis untuk dikirimkan ke lokasi terdampak banjir dan longsor, termasuk Kota Sibolga pada Rabu pekan depan.
"Yang sudah kita kirimkan sudah ada dokter bedah dan anastesi. Rencana yang akan menyusul juga bedah dan anastesi karena meraka di sana butuh," ungkapnya.
Ia juga menyatakan bahwa tidak sedikit korban selamat mengalami luka terbuka akibat terkena benturan dan teriris material benda tajam saat banjir melanda. Adapun dokter yang dikirim UMI, telah bergabung dengan tim dokter setempat untuk pendirian rumah sakit darurat.
"Jadi tim kami mendirikan tenda-tenda, kemudian dengan prakar-prakar atau tandu-tandu mirip tentara punya itu, digunakan untuk rumah sakit darurat," katanya.
Selain mengirimkan empat relawan tim medis, UMI juga telah mengirim dana sebesar Rp60 juta dan obat-obatan sebanyak 250 kilogram yang diterbangkan ke lokasi banjir.


















