Kapal Ambulans Belum Ditemukan, Ini Kendala Dihadapi Tim Basarnas

Makassar, IDN Times – Tim Basarnas Makassar terus melanjutkan pencarian kapal ambulans milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang hilang kontak di perairan Selat Makassar, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, sejak awal pekan ini. Hingga Sabtu (18/10/2025), belum ditemukan tanda-tanda keberadaan kapal maupun serpihan apapun di sekitar lokasi kejadian.
Kepala Seksi Operasi Basarnas Makassar, Andi Sultan, mengungkapkan bahwa hingga kini tim SAR gabungan masih kesulitan menentukan titik pasti hilangnya kapal. “Kendala saat ini tidak adanya petunjuk titik hilangnya kapal. Belum ada tanda-tanda atau serpihan kapal seperti drom maupun benda apung lainnya,” ujarnya, Sabtu sore (18/10/2025).
1. Kapal hilang kontak sejak Senin

Kapal ambulans tersebut sebelumnya dilaporkan hilang kontak pada Senin, 13 Oktober 2025, saat berlayar dari Pulau Tinggalungan menuju Pulau Dewakang di wilayah Pangkep. Kapal membawa tiga penumpang, yakni M. Tahir (65), Najamuddin (55), dan Hasri (60), yang semuanya merupakan warga Pulau Tinggalungan.
Kapal tersebut seharusnya tiba di tujuan dalam waktu delapan jam. Namun hingga malam hari, kapal tak kunjung sampai, dan komunikasi terakhir dengan awak kapal juga terputus. Sejak itu, Basarnas Makassar mengerahkan tim SAR gabungan untuk melakukan pencarian, dibantu oleh unsur Polairud, TNI AL, dan masyarakat nelayan setempat.
2. Pencarian diperluas mengikuti arah arus laut

Menurut Andi Sultan, tim SAR telah memperluas area pencarian ke arah barat dari jalur pelayaran utama, menyesuaikan dengan arah arus laut yang diperbarui setiap enam jam melalui peta SAR (SAR Map). Metode ini digunakan untuk memperkirakan kemungkinan lokasi kapal jika hanyut karena faktor cuaca atau mesin mati.
“Setiap kami menemukan kapal di sekitar area pencarian, kami langsung melakukan koordinasi dan pemeriksaan. Teman-teman Polairud juga sudah menyebarkan informasi ke seluruh pos-pos mereka agar siaga jika ada temuan benda mencurigakan,” jelasnya.
Andi menambahkan, informasi dari warga setempat juga menjadi pertimbangan tim. Kepala Desa Dawakang melaporkan bahwa setiap orang atau benda yang hanyut di wilayah tersebut biasanya ditemukan di bagian barat perairan, yang kini menjadi fokus penyisiran.
3. Cuaca buruk menghambat operasi pencarian

Selain minimnya petunjuk, faktor cuaca menjadi kendala utama dalam pencarian. Gelombang laut di sekitar lokasi dilaporkan cukup tinggi dan disertai angin kencang, sehingga menyulitkan manuver kapal-kapal pencari. “Ombak di lokasi cukup besar, jadi memang tantangan tersendiri bagi tim di lapangan,” kata Andi Sultan.
Untuk sementara, kapal KN Kamajaya milik Basarnas Makassar tengah merapat di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar untuk melakukan pengisian logistik dan air tawar. Setelah seluruh kebutuhan operasi terpenuhi, pencarian akan kembali dilanjutkan pada Minggu (19/10/2025) pagi.
Meski kondisi di lapangan cukup berat, Basarnas menegaskan akan terus mengerahkan upaya maksimal hingga kapal ambulans dan seluruh awaknya ditemukan. “Kami tetap optimistis. Setiap informasi sekecil apa pun akan kami tindaklanjuti,” tutup Andi.