Viral, Polisi Cukur Alis Juru Parkir Liar di Pantai Losari Makassar

Peristiwa itu, kata Hariadi, terjadi pada Sabtu, 31 Oktober 2020, sekitar pukul 19.00 WITA. Penindakan dilakukan setelah petugas keamanan yang tergabung dalam Tim Pengendalian Coronavirus (TP2C), mendapati laporan soal kasus pemalakan yang dilakukan dua remaja tersebut.

TP2C sendiri merupakan gabungan dari kepolisian, TNI, Satpol PP dan instansi di lingkup Pemkot Makassar. Tim bertugas melaksanakan Perwali Makassar Nomor 51 Tahun 2020 Tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Pencegahan COVID-19.

"Saat itu kita sedang apel pembubaran operasi. Pelapor (korban) melapor ke Satpol PP, kemudian dibawalah oleh anggota (Satpol PP) itu ke kami. Jadi saat itu langsung ditindak karena pelakunya memang masih ada di situ," ungkap perwira yang kerap disapa Nonci ini.

Nonci menjelaskan, keduanya didapati saat tengah menghitung uang kembalian dari korban lain usai dimintai duit parkir. Saat diciduk, mereka tidak bisa berbuat banyak dan menyerahkan barang bukti uang korban.

Setelah diperiksa kata Nonci, keduanya diketahui adalah remaja yang kerap nongkrong di kawasan Anjungan Losari. Mereka sengaja memanfaatkan kesempatan menjadi juru parkir liar saat petugas sedang sibuk mensosialisasikan penerapan protokol kesehatan kepada pengunjung lainnya.

"Jadi saat itu langsung dimintai keterangan. Mereka akhirnya mengakui bahwa perbuatan itu salah. Setelah berembuk, kami kemudian berikanlah sanksi sosial cukur alis itu. Agar supaya itu jadi edukasi, mereka ingat kalau mereka pernah berbuat salah," jelas Nonci.

Aksi cukur alis sebagai bentuk efek jera, edukasi sekaligus sanksi sosial dari petugas, kemudian viral di media sosial. Rekaman video dan dokumentasi penerapan sanksi bagi pemalak modus juru parkir, tersebar dan jadi gunjingan netizen di Facebook, Lembaga Infor Kejadian Kota Makassar (L-IKKM).

Ratusan komentar netizen mewarnai postingan tersebut. Menurut Nonci, sanksi merupakan sarana pembelajaran, sekaligus pendidikan kesadaran bagi remaja agar tidak lagi mengulangi kesalahan yang dilakukan. Terlebih, dalam kondisi pandemik saat ini marak dimanfaatkan pelaku kejahatan mencari keuntungan dengan cara yang tidak benar.

"Kami berharapnya agar aksi serupa itu tidak terjadi lagi. Kami sudah kembalikan kedua anak ini kepada orangtuanya. Dan mereka berjanji untuk tidak lagi mengulangi perbuatannya. Mudah-mudahan, pembelajaran ini menimbulkan efek positif bagi masyarakat," imbuhnya.