Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Ibu Penjual Roti di Makassar Rela Panjat Tali Kapal Demi Hidupi Anak

Pedagang asongan di Pelabuhan Makassar, Mariama (32), memanjat tali kapal laut di Pelabuhan Makassar/Istimewa
Intinya sih...
  • Video viral perempuan memanjat tali kapal di Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan.
  • Mariama (32), janda 5 anak, nekat memanjat tali untuk jualan roti demi nafkah.
  • Kantor KSOP Makassar menertibkan pedagang asongan dan memberlakukan aturan ketat naik kapal.

Makassar IDN Times - Sebuah video memperlihatkan seorang perempuan sedang memanjat tali kapal yang bersandar di dermaga Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, viral di media sosial (medsos).

Dalam video berdurasi 1 menit tersebut, ia bergelantungan di tali untuk naik ke kapal. Terlihat juga ada dua orang rekannnya menunggu di atas kapal.

Aksi nekat perempuan yang mengenakan hijab itu diunggah oleh akun Instagram @kulitintamks Rabu (19/3/2025).

1. Bertahan hidup meski harus memanjat tali kapal

Pedagang asongan di Pelabuhan Makassar, Mariama (32), memanjat tali kapal laut di Pelabuhan Makassar/Istimewa

Perempuan tersebut bernama Mariama (32), seorang ibu tunggal dengan lima anak. Dia mengaku nekat memanjat tali kapal dan mempertaruhkan nyawanya demi mencari nafkah. Sehari-hari ia berjualan roti kepada penumpang di atas kapal.

"Anakku ada lima, tiga masih sekolah, dua sudah tidak. Saya manjat tali kapal untuk cari uang, jualan roti," ujar Mariama.

Setiap hari, ia menghadapi risiko besar dengan cara berjualan yang ekstrem ini. Namun, baginya, keselamatan bukan lagi prioritas utama—yang terpenting adalah memastikan anak-anaknya tetap makan dan bersekolah.

"Saya berani, kalau jatuh, ya, itu risikonya. Saya hanya ingin mencari uang untuk anak-anak," katanya dengan suara tegar.

2. Empat tahun berjuang sendiri

Ilustrasi mudik lebaran (Dok. PT PELNI)

Sejak bercerai dengan suaminya empat tahun lalu, Mariama harus berjuang seorang diri. Ia mengandalkan usaha kecil berjualan roti di pelabuhan sebagai sumber utama penghasilannya.

"Sehari biasanya bisa dapat Rp100 ribu dari jualan roti," tuturnya.

Ia tinggal di sebuah rumah kontrakan di Jalan Kandea, Kecamatan Bontoala, dengan biaya sewa Rp500 ribu per bulan. Dengan penghasilan yang pas-pasan, ia harus mengatur keuangan sebaik mungkin agar keluarganya tetap bertahan.

"Saya hanya berharap anak-anak bisa hidup lebih baik dan tetap sekolah," tambahnya.

3. Penertiban pedagang asongan di Pelabuhan Makassar

Pedagang asongan di Pelabuhan Makassar/Istimewa

Viralnya aksi para pedagang yang memanjat tali kapal membuat Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Utama Makassar mengambil tindakan tegas. Pihak KSOP mulai menertibkan pedagang asongan demi keamanan dan ketertiban di pelabuhan.

"Selama ini mereka naik ke kapal sembarangan, bahkan lewat tali. Ini sudah berlangsung lama, makanya kami berikan edukasi," jelas Kasi Patroli dan Penindakan KSOP, Musafir, Selasa (18/3/2025).

Ke depannya, hanya pedagang yang memiliki identitas resmi dan mengenakan rompi khusus yang diizinkan naik ke kapal. Aturan ini juga diperketat menjelang musim mudik Lebaran guna memastikan kenyamanan penumpang.

"Hanya pedagang berizin yang bisa masuk. Jika ada yang melanggar, pihak Pelni akan langsung menurunkan mereka sesuai SOP," tegasnya.

KSOP mencatat lebih dari 100 pedagang asongan terdaftar di pelabuhan, meski jumlah aslinya kemungkinan lebih banyak. Penertiban ini dilakukan bersama tim terpadu yang terdiri dari Kepolisian, TNI, Pelindo, dan PT Pelni.

Dengan aturan baru ini, Mariama dan pedagang lain harus mencari cara baru untuk tetap berjualan tanpa mempertaruhkan nyawa. "Setelah ada penertiban, saya tidak akan memanjat lagi. Sekarang sudah bisa lewat tangga," pungkasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irwan Idris
EditorIrwan Idris
Follow Us