Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi hewan kurban. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum).

Makassar, IDN Times -  Menjelang Idul Adha, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) memastikan ketersediaan hewan kurban terpenuhi. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel, Nurlina Saking, saat agenda Ngobrol Santai di Kantor Gubernur, Selasa (20/6/2023).

Nurlina mengatakan stok hewan kurban, khususnya sapi, justru surplus atau melebihi kebutuhan. Menurut catatan dinas tersebut, setiap tahun ada sekitar 60.000 ekor sapi yang disiapkan untuk kurban. 

Tahun lalu, sebanyak 68.000 sapi disiapkan namun yang dipotong hanya sekitar 44.041 ekor atau sekitar 70 persen dari stok. Tahun ini, stok sapi yang disiapkan yaitu 75.289 ekor.

"Artinya, ada ketersediaan yang cukup dari kebutuhan yang ada. Pemotongan mungkin akan meningkat karena tahun lalu masih ada COVID-19, sekarang dengan tidak adanya PPKM lagi, tentu menjadi lebih leluasa lagi," kata Nurlina.

1. Harga sapi tetap naik meski stok surplus

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel, Nurlina Saking (kanan) saat menjelaskan situasi ketersediaan hewan kurban di Sulsel, Selasa (20/6/2023). IDN Times/Ashrawi Muin

Meski Sulsel surplus hewan ternak, namun kenaikan harga biasnya tidak dapat dibendung. Menurut Nulina, kenaikan harga hewan itu tidak bisa terlepas dari supplay and demand (pernawaran dan permintaan). 

Suplai hewan kurban dalam hal ini memang tidak bermasalah. Sulsel punya ketersediaan sapi dari tahun ke tahun yang cukup tinggi. Namun permintaan hewan ternak umumnya meningkat saat menjelang Idul Adha.

Di Sulsel, kata Nurlina, pedagang menjual ternak dengan bukan dengan sistem bobot hidup melainkan berdasarkan ekor dan pandangan. Artinya, hewan ternak atau sapi yang memiliki bobot sama bisa dibanderol beda harga karena masyarakat membelinya dari segi ketertarikan.

Meski begitu, dia menyebut harga sapi di Makassar dengan kabupaten lainnya tidak terlalu jomplang. Misalnya sapi dengan bobot 70 kilo dijual seharga Rp13,5 juta atas.

"Penataan di perdagangan hewan kurban memang sulit karena bukan masalah suplainya tapi masalah di demand," ujarnya. 

2. Sulsel jadi pemasok sapi ke daerah lain

Editorial Team

Tonton lebih seru di