Solusi Permanen Atasi Banjir Tahunan di Sulsel Semakin Mendesak

- Banjir tahunan mendorong Pemprov Sulsel mencari solusi jangka panjang
- Penyebab banjir meliputi pendangkalan sungai, perubahan tata ruang, dan kapasitas waduk yang tidak optimal
- Pemprov Sulsel akan berkoordinasi dengan pemerintah kota dan kabupaten terdampak untuk merancang solusi terpadu dari hulu ke hilir
Makassar, IDN Times - Banjir tahunan yang terus melanda Kota Makassar dan daerah sekitarnya mendorong Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) untuk mencari solusi jangka panjang. Pj Gubernur Sulsel, Fadjry Djufry, menegaskan perlunya strategi mitigasi yang lebih komprehensif agar bencana ini tidak terus berulang.
Hal itu disampaikannya saat meninjau banjir di Perumnas Antang Blok 8, Kecamatan Manggala, Makassar, Rabu (12/2/2025). Dia mengatakan semua pihak harus mencari solusi permanen untuk mengatasi banjir.
"Memang ke depan harus kita solusi permanen untuk menyelesaikan karena laporan dari warga hampir tiap tahun kejadian sama. Desember tahun 2024 kemarin juga terdampak dan tahun ini dampaknya semakin besar," kata Fadjry.
1. Evaluasi waduk dan daerah aliran sungai

Salah satu faktor yang disorot dalam pengelolaan banjir adalah efektivitas Waduk Nipah-Nipah dan kondisi daerah aliran sungai (DAS) di sekitar Makassar. Fadjry menyebutkan penyebab banjir bukan hanya dari satu faktor, tetapi merupakan dampak dari pendangkalan sungai, perubahan tata ruang, serta kapasitas waduk yang tidak optimal.
"Ini pasti bukan dari satu faktor ini. Ada catchment area, daerah aliran sungai itu termasuk semua yang mengarah ke sini pasti harus kita liat, yang mana memberikan kontribusi besar terhadap banjir ini," jelasnya.
2. Sinergi pemprov, pemkot, dan pemerintah pusat

Fadjry menekankan penyelesaian masalah banjir tidak bisa dikerjakan oleh satu pihak saja. Pemprov Sulsel akan berkoordinasi dengan pemerintah kota dan kabupaten terdampak untuk merancang solusi terpadu dari hulu ke hilir.
"Pendekatannya harus terintegrasi dari hulu ke hilir. Masa ini harus berulang tiap tahun? Saya rasa harus ada solusi permanen karena kita tidak biarkan terus Sulawesi Selatan setiap bulan Desember, November, Januari, seperti Maros, Pangkep, tenggelam seperti itu," tegasnya.
3. Banjir terus terulang jika tidak ada perbaikan

Di Kecamatan Manggala saja, banjir merendam 15 titik permukiman dan telah menyebabkan 1.098 jiwa terdampak. Menurut laporan warga, banjir ini bukan kejadian baru, tetapi sudah menjadi masalah tahunan yang terus berulang.
Jumlah tersebut belum mencakup seluruh warga Kota Makassar, apalagi wilayah lainnya di Sulawesi Selatan yang juga sedang dilanda banjir. Fadjry menegaskan perlunya kajian mendalam untuk memastikan infrastruktur pengendalian banjir, termasuk di Makassar dan sekitarnya berfungsi secara optimal.
Jika tidak ada perbaikan, maka setiap Desember hingga Februari, masyarakat akan selalu menghadapi bencana ini. Karena itu, sudah saatnya mencari solusi nyata agar masyarakat tidak terus-menerus menjadi korban.
"Memang harus dipikirkan bagaimana memitigasi ini supaya bencana dampak banjir ini tidak terulang kembali. Perlu bersama-sama ini pemkot pemprov dan Kementerian PU juga tentunya untuk melihat seperti apa pengolahan banjir di Kota Makassar," kata Fadjry.