Seorang Anggota TNI Ditembak Sniper OPM di Intan Jaya

- Anggota TNI ditembak sniper TPNPB-OPM di Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah
- Sertu Haris Syafii luka tembak di perut dan dievakuasi ke Kabupaten Mimika
- TPNPB Kodap VIII Intan Jaya klaim bertanggung jawab atas penembakan tersebut
Timika, IDN Times – Seorang anggota TNI dilaporkan ditembak sniper Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) di Kampung Titigi, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, Senin (14/4/2025).
Anggota TNI tersebut bernama Sertu Haris Syafii dari Satgas Pamtas Mobile Yonif 500/Sikatan. Ia mengalami luka tembak persis di bagian perut.
Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Rudi Puruwito, mengatakan bahwa korban telah dievakuasi ke Kabupaten Mimika.
"Iya luka tembak 1 orang. Sekarang, (korban) sudah ditangani di rumah sakit Timika," kata Rudi, Selasa (15/4/2025).
Sementara itu, TPNPB Kodap VIII Intan Jaya pimpinan Aibon Kogoya, mengklaim bertanggung jawab atas penembakan tersebut.
Hal itu disampaikan Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, dalam siaran pers yang diterbitkan Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB, Selasa (15/4/2025).
"Mayor Aibon Kogoya dan pasukannya siap bertanggung jawab atas penembakan di Titigi, Kabupaten Intan Jaya pada hari ini Senin, 14 April 2025, terhadap aparat militer pemerintah Indonesia yang sedang melakukan patroli dengan kendaraan perang," kata Sebby.
OPM desak pasukan militer Indonesia tinggalkan Intan Jaya

Terkait dengan hal tersebut, kata Sebby, pasukan TPNPB Kodap VIII Intan Jaya menegaskan kepada militer Indonesia untuk segera menghentikan aktivitasnya dan keluar dari Intan Jaya.
"Sniper TPNPB kami telah siaga. Pos Titigi, Pos Mamba dan wilayah kantor Bupati menjadi sasaran target penembakan. Pasukan kami telah siaga setelah pernyataan resmi dikeluarkan kemarin bahwa aktivitas sipil dan kantor kolonial Indonesia di Intan Jaya segara ditutup sebelum eksekusi dilakukan. Sekali lagi, sniper kami sudah siaga," tegasnya.
Sebby menyampaikan, agar pasukan militer Indonesia mematuhi hukum humaniter selama perang berlangsung di Papua. "Maka Senjata lawan senjata adalah seimbang untuk menghindari jatuhnya korban jiwa dari pihak sipil. Dan kami juga mengingatkan kepada otoritas militer Indonesia untuk hentikan serangan bom melalui udara terhadap pemukiman warga sipil di Intan Jaya," pungkasnya.