Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Sederet Alasan KPU soal Partisipasi Pemilih di TPS Makassar Rendah

Suasana pemungutan suara di TPS 004 Kelurahan Bulogading, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Rabu (27/11/2024). (IDN Times/Asrhawi Muin)
Suasana pemungutan suara di TPS 004 Kelurahan Bulogading, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Rabu (27/11/2024). (IDN Times/Asrhawi Muin)
Intinya sih...
  • Partisipasi pemilih di beberapa TPS Makassar menurun
  • Penggabungan TPS membuat warga harus berpindah ke lokasi yang jauh
  • Undangan memilih tidak sampai karena alamat tidak lengkap, KPU memberikan fleksibilitas kepada pemilih

Makassar, IDN Times - Tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada di Makassar dilaporkan menurun di beberapa tempat pemungutan suara (TPS). Komisi Pemilihan Umum (KPU) Makassar mengidentifikasi sejumlah faktor yang memengaruhi, termasuk penggabungan TPS dan kendala distribusi undangan memilih.

Komisioner KPU Makassar, Abdi Goncing, menyebutkan bahwa di beberapa TPS, hanya sekitar setengah dari jumlah pemilih terdaftar yang hadir untuk menggunakan hak pilihnya. Salah satu dampak dari penggabungan TPS yakni banyak warga harus berpindah ke lokasi yang lebih jauh dari tempat tinggal mereka sehingga memengaruhi kehadiran mereka.

"Penggabungan TPS imbasnya pasti akan seperti itu. Makanya tantangan partisipasi salah satunya karena banyak pemilih yang bergeser dari TPS yang biasanya dekat,"  ujar Abdi, Kams (28/11/2024).

1. Kendala distribusi undangan memilih

Suasana pemungutan suara di TPS 004 Kelurahan Bulogading, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Rabu (27/11/2024). (IDN Times/Asrhawi Muin)
Suasana pemungutan suara di TPS 004 Kelurahan Bulogading, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Rabu (27/11/2024). (IDN Times/Asrhawi Muin)

Abdi juga menyoroti distribusi undangan memilih (formulir C pemberitahuan) yang belum maksimal sebagai faktor penurunan partisipasi. Sebagian besar undangan tidak sampai ke pemilih karena alamat yang tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) tidak lengkap.

“Banyak alamat hanya mencantumkan nama jalan tanpa nomor rumah atau lorong, sehingga petugas KPPS kesulitan menemukannya. Ini membuat warga bingung mengenai lokasi TPS mereka,” jelasnya.

Untuk mengatasi hal ini, KPU memberikan fleksibilitas kepada pemilih yang tidak menerima undangan. Mereka hanya perlu membawa KTP elektronik dan terdaftar di DPT.

2. Menjadi bahan evaluasi untuk pemilihan mendatang

Anggota KPU Makassar Abdi Goncing. (Dok. KPU Makassar)
Anggota KPU Makassar Abdi Goncing. (Dok. KPU Makassar)

KPU Makassar akan menjadikan penurunan partisipasi pemilih ini sebagai bahan evaluasi untuk pemilihan mendatang. Penggabungan TPS dan akurasi data pemilih akan menjadi fokus perbaikan.

"Itu yang kemudian menjadi catatan kami bahwa dalam proses mutarlih kemarin berarti ada hal yang memang harus kita sempurnakan ketika proses berikutnya," kata Abdi.

3. Disebabkan data pemilih yang tidak diperbarui

Ilustrasi perhitungan suara. (IDN Times/Asrhawi Muin)
Ilustrasi perhitungan suara. (IDN Times/Asrhawi Muin)

Rendahnya tingkat partisipasi pemilih salah satunya tercatat di TPS 007 Banta-Bantaeng. Di TPS ini, partisipasi pemilih tercatat hanya mencapai 55 persen. 

Dari total 578 pemilih yang terdaftar dalam DPT, hanya sekitar 290 orang yang hadir memberikan suaranya. Ketua KPPS TPS 007, Hamka, menjelaskan bahwa rendahnya partisipasi ini sebagian besar disebabkan oleh data pemilih yang tidak diperbarui.

“Banyak pemilih yang sudah pindah ke kota lain, tetapi masih terdaftar di DPT," kata Hamka.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irwan Idris
Ashrawi Muin
Irwan Idris
EditorIrwan Idris
Follow Us