Ribuan Siswa Belum Tertampung, Pemkot Makassar Siapkan Tambahan Rombel

Makassar, IDN Times - Pemerintah Kota Makassar menyiapkan penambahan rombongan belajar (rombel) di sekolah negeri. Selain itu, kerja sama dengan sekolah swasta juga akan dibuka untuk menampung ribuan anak yang belum diterima di jalur domisili Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ajaran 2025/2026.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menerima laporan sementara yang mencatat sekitar 4.000 - 5.000 calon siswa SMP belum tertampung. Munafri kembali menegaskan semua anak harus tetap sekolah.
"Saya mau bertemu dengan Dinas Pendidikan bertanya terkait laporan untuk merespon ini. Intinya semua anak harus sekolah," kata Munafri di Balai Kota Makassar, Selasa (8/7/2025) malam.
1. Pemkot tambah siswa per rombel di SMP negeri

Sebagai solusi jangka pendek, Pemkot akan menambah jumlah siswa per rombel di SMP negeri. Penambahan ini tetap mengikuti prosedur pelaporan ke Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
"Nah ini harus, kalau rata-rata kita bisa tambah 5 - 8 orang (per rombel) tentu ini akan memberikan penurunan yang sangat signifikan untuk seluruh kelas yang akan diterima," kata Munafri.
2. Pemkot siapkan kerja sama dengan swasta

Selain itu, Pemkot membuka opsi kerja sama dengan sekolah swasta untuk menampung siswa yang tidak tertampung di negeri. Skema subsidi dan pola titipan akan dibahas dengan pengelola sekolah.
"Contohnya di Athirah, 5 - 10 orang bisa diselesaikan sampai tamat SMP. Di sekolah Bosowa mungkin, hal ini kita akan coba bicarakan, melalui proses supaya anak ini bisa sekolah," kata Munafri.
3. Pemkot siapkan penambahan ruang kelas SMP

Untuk solusi jangka menengah, Pemkot akan menambah ruang kelas baru di wilayah yang belum memiliki SMP. Munafri menyebut rencana ini sudah dimasukkan ke perencanaan agar daerah yang belum punya SMP segera mendapat tambahan ruang belajar.
"Ini menjadi catatan penting kita ke depan untuk menambah kelas baru di tingkat SMP yang ada di Kota Makassar. Kita bersama Pak Sekda memasukan ini ke dalam untuk penambah ruang kelas SMP di wilayah yang tidak memiliki SMP," kata Munafri.