Pemprov Sulsel akan Perbaiki Irigasi untuk Sawah Terdampak Banjir

Makassar, IDN Times - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) berjanji segera memperbaiki infrastruktur drainase dan irigasi di persawahan yang sempat terendam banjir. Hal ini untuk mengurangi dampak banjir terhadap sektor pertanian, khususnya padi.
Pj Gubernur Sulsel, Fadjry Djufry, menyatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk menangani masalah ini. Di antaranya dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan para bupati yang wilayahnya terdampak.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini kerja sama dengan PU, kita siap gerakkan sehingga sungai-sungai yang banjir itu bisa kita perbaiki segera. Jadi kami bisa menanam semua wilayah," kata Fadjry saat ditemui di Gudang Bulog Panaikang, Makassar, Rabu (15/1/2025).
1. Sebanyak 3.519 hektar lahan sawah mengalami puso

Sebanyak 3.519 hektar lahan sawah di Sulsel mengalami puso akibat terdampak banjir pada akhir tahun 2024 lalu. Lahan tersebut tersebar di beberapa kabupaten yaitu Takalar, Gowa, Maros, Pangkep, Barru, Bone, Soppeng, Wajo, Sidrap, Makassar dan Bulukumba.
Fadjry mengatakan upaya perbaikan ini merupakan langkah awal untuk memastikan petani dapat kembali melanjutkan aktivitas pertanian mereka. Dia berharap kerusakan sawah akibat banjir tidak mengganggu produksi padi.
"Mudah-mudahan tidak terlalu signifikan. Kita kan punya 600.000 hektar luas sawah kita," katanya.
2. Pemenuhan kebutuhan pupuk dan benih

Selain perbaikan infrastruktur, Pemprov Sulsel juga memastikan ketersediaan benih dan pupuk bagi petani yang sawahnya terdampak. Dia memastikan kebutuhan ini akan segera dipenuhi.
"Benih pupuk itu disiapkan oleh pemerintah. Insyaallah apalagi Menteri (Pertanian) sudah menjamin persediaan pupuk dan benih, dan insyaallah tidak bersoal," jelas Fadjry.
Selain itu, ada juga cadangan benih nasional (CBN) bisa kita digerakkan ketika ada bencana nasional. CBN, kata Fadjry, memang disiapkan begitu ada bencana untuk pergantian sekaligus sebagai asuransi pertanian.
"Jadi ada pergantian untuk sawah-sawah yang terkena dampak puso," kata Fadjry.
3. Mengatur masa tanam

BMKG memperkirakan hujan masih akan berlangsung dalam tiga bulan ke depan. Namun menurut Fadjry, hujan sebenarnya menjadi rezeki bagi petani yang butuh air untuk menanam, terlebih Presiden menginginkan swasembada pangan secepatnya.
"Ini kan air melimpah tinggal pengaturannya saja ini. Mudah-mudahan iklim dan cuaca bersahabat sehingga target pemerintah bisa kita penuhi. Sulsel bisa menjadi provinsi yang diharapkan untuk mengembangkan untuk kontribusi nasional," kata Fadjry.
Dia juga menyebutkan bahwa Sulsel punya tiga tipe curah hujan yakni pantai barat, pantai timur,dan peralihan. Jika wilayah pantai timur hujan, maka pantai barat dan peralihan yang diatur masa tanamnya, begitu pun ketika pantai barat atau peralihan sedang hujan agar distribusinya tidak teralu jauh.
"Luwu dan Luwu Raya itu kan peralihan semua, bisa tanam. Makanya kita rencana akan bangun gudang di sana sehingga produksi petani di sana tidak perlu jauh-jauh dibawa ke Wajo, Soppeng dan selanjutnya," kata Fadjry.