Para Pejabat Kota Salat Gaib untuk Korban Kericuhan di DPRD Makassar

- Ratusan jemaah salat ghaib untuk mendoakan korban kerusuhan dan pembakaran gedung DPRD Makassar.
- Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menyatakan peristiwa tragis tersebut harus dijadikan pelajaran besar bagi semua pihak.
- Munafri yakin kerusuhan di Makassar bukan ulah mahasiswa dan menegaskan pentingnya menjaga kondusifitas bersama.
Makassar, IDN Times - Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Makassar menggelar salat ghaib di depan gedung DPRD Kota Makassar, Jumat (5/9/2025). Salat dilaksanakan untuk mendoakan empat orang korban meninggal dunia imbas kerusuhan dan pembakaran gedung legislatif itu.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, bersama jajaran SKPD, Dandidm, Kejari, anggota DPRD, hingga mahasiswa dari beberapa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di Kota Makassar hadir dalam kegiatan tersebut.
1. Diikuti ratusan jamaah

Salat ghaib digelar mulai pukul 13.30 Wita. Ratusan jemaah turut bergabung untuk mendoakan para korban kerusuhan yang terjadi pada 29 Agustus 2025 lalu.
Di hadapan jamaah, terpampang empat foto korban kebakaran gedung DPRD Makassar; Syahrina Wati, Syaiful Akbar, Muhammad Akbar Basri, serta Rusdamdiansyah alias Dandi yang tewas dikeroyok di depan kampus UMI.
2. Peristiwa tragis yang harus jadi pelajaran besar

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin mengatakan salat ghaib dan doa bersama yang digelar hari ini sebagai pengingat agar peristiwa tragis tersebut menjadi pelajaran besar bagi semua pihak.
"Hari ini kita berada di Gedung DPRD Kota Makassar, melaksanakan sholat doa bersama rekan-rekan dari BEM, Forkopimda, anggota DPRD, SKPD, dan masyarakat," ujar Appi-sapaan Munafri.
"Kita hadir untuk memberikan doa terbaik kepada para korban yang gugur dalam menjalankan tugas," tambah Appi.
3. Munafri yakin kerusuhan di Makassar bukan ulah mahasiswa

Politisi Golkar itu menegaskan, tragedi di DPRD Makassar tidak boleh dianggap sebagai demonstrasi biasa, melainkan pergerakan kericuhan yang jauh dari nilai kemanusiaan.
"Saya sangat meyakini ini bukan aksi mahasiswa, tetapi ulah pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Dari sini kita belajar bahwa menjaga kondusifitas adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah," tegasnya.
Terkait pengamanan di sekitar DPRD, Munafri menyebut bahwa keputusan sepenuhnya akan diserahkan kepada TNI dan Polri. Pemerintah kota, kata dia, mendukung langkah terbaik yang diambil demi menjaga stabilitas dan keamanan.
"Apakah sistem penjagaan ini dilanjutkan, itu kita serahkan pada kajian aparat TNI-Polri. Yang jelas, kita semua harus memastikan kondisi Makassar tetap aman dan kondusif," pungkasnya