"Pak, Jangan Hapus Foto Saya", Pesan Terakhir Dandi Ojol Dituduh Intel

- Dandi mengirim pesan terakhir kepada ayahnya agar foto dan motornya disimpan dengan baik sebelum tewas dikeroyok massa di depan Kampus UMI Makassar.
- Rustam sempat mencoba mencegah Dandi pergi melihat aksi demonstrasi, namun Dandi tetap pergi dan akhirnya menjadi korban.
- Keluarga korban berharap ada keadilan atas kematian Dandi dan akan melaporkan kasus ini secara resmi ke polisi.
Makassar, IDN Times – Rustam (53), masih mengingat jelas pesan terakhir anaknya, Rusdamdiansyah alias Dandi (26), pengemudi ojek online (ojol) yang tewas dikeroyok massa di depan Kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Jumat (29/8/2025) malam.
Pada Jumat sore, Dandi sempat mengirimkan beberapa foto dirinya kepada sang ayah. Sebelum peristiwa nahas yang merenggut nyawanya, ia berpesan agar foto itu disimpan dengan baik.
"Dia kirim foto [ke] sama saya, katanya, 'pak jangan dihapus'," kenang Rustam dengan air mata di pipinya, sambil memperlihatkan foto Dandi di ponselnya saat awak media menyambangi rumahnya, Senin (1/9/2025).
1. Kirim foto ke ayahnya untuk disimpan dengan baik

Tak hanya foto, Dandi juga menitipkan motornya kepada sang ayah, dan mengatakan tidak akan memakai motornya lagi.
"Itu motor saya, sudah saya cuci. Kuncinya bapak pegang saja, saya tidak mau pakai lagi, ada teman mau jemput saya," tutur Rustam dengan suara bergetar.
Tak ada firasat buruk. Rustam mengira pesan itu hanya obrolan biasa. Namun siapa sangka, itu menjadi percakapan terakhir ayah dan anak sebelum tragedi maut menimpa Dandi.
"Tapi saya tidak ada pikiran jauh ke sana," kata Rustam.
2. Sempat dicegah pergi

Rustam menuturkan, sebelum keluar rumah, Dandi pamit ingin melihat aksi demonstrasi di sekitar Kampus UMI. Ia sempat mengingatkan anaknya agar tidak pergi.
"Itu saja dia bilang ke saya, mau ke depan lihat demo. Saya bilang jangan, tapi dia tetap pergi," ujarnya.
Hal yang sama juga disampaikan Reza (25), adik ipar korban. Reza mengaku sempat menegur Dandi agar tidak keluar rumah.
"Katanya mau ke rumah tantenya untuk nongkrong. Saya sudah larang, tapi dia tetap keluar," jelasnya.
3. Keluarga minta keadilan

Kabar duka itu membuat keluarga terpukul. Ibunda korban, Saerah (53), tak henti-hentinya menangis meratapi kepergian putra sulungnya yang dikenal ramah dan pekerja keras.
Sementara itu, pihak keluarga menegaskan akan melaporkan kasus ini secara resmi ke polisi. Mereka berharap ada keadilan bagi Dandi.
"Kemarin belum sempat melapor karena pikiran keluarga masih kacau. Tapi kami ingin keadilan, karena kami tidak mau ada Dandi kedua atau ketiga," tegas Reza.
Dandi meninggal dunia akibat dikeroyok di tengah massa tanpa identitas. Para pelaku menuduh korban sebagai anggota intelijen yang menyusup di tengah aksi massa yang berujung ricuh.