Munafri: Pendanaan Pembangunan Stadion Untia Makassar Bisa Kombinasi

- Pembangunan stadion baru di Makassar melibatkan investor sebagai pendanaan proyek
- Proyek ini memerlukan biaya penimbunan lahan sekitar Rp70 miliar
- Kombinasi pendanaan pemerintah dan investor, dengan pemerintah menyediakan konsep awal stadion dan investor mempertimbangkan keterlibatan mereka
Makassar, IDN Times - Rencana pembangunan stadion baru di kawasan Untia, Makassar, mulai menunjukkan progres awal. Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menegaskan bahwa pendanaan proyek ini bisa dikerjakan dengan sistem kombinasi antara pemerintah dan investor.
Dalam kunjungannya ke lokasi pada Sabtu (8/3/2025), Munafri menyebutkan pemerintah bisa menyiapkan lahan yang matang terlebih dahulu sebelum melibatkan pihak ketiga dalam proses pembangunan.
"Bisa kombinasi. Kita bisa menyediakan lahan matangnya dulu. Artinya ini kan masih sangat mentah lahannya. Jadi bisa mungkin kita ratakan dulu, menimbun dan sebagainya supaya kita bisa lihat seperti apa tingkat kepadatannya," katanya.
1. Timbunan lahan diperkirakan capai Rp70 miliar

Salah satu tantangan utama dalam persiapan pembangunan stadion ini adalah kondisi lahan yang belum siap sepenuhnya. Munafri mengungkapkan berdasarkan estimasi awal, biaya untuk melakukan penimbunan lahan diperkirakan mencapai Rp70 miliar.
"Kurang lebih begitu (Rp70 miliar) karena kan pernah dihitung. Nah makanya kita mau mencoba menghitung ulang di wilayah-wilayah yang mana atau semuanya itu sudah menjadi hamparan yang padat atau seperti apa. Nah ini yang harus kita pastikan," jelasnya.
Dengan kebutuhan dana yang cukup besar, Munafri menegaskan opsi pendanaan dari investor menjadi solusi yang memungkinkan agar proyek ini bisa berjalan tanpa membebani APBD sepenuhnya.
"Iya makanya saya bilang ada dua pilihannya, bisa dicombine kalau umpamanya memang semuanya dari partner atau pihak ketiga lebih bagus lagi," kata Munafri.
2. Investor akan dilibatkan dalam perencanaan

Munafri menjelaskan dengan adanya skema kombinasi, pemerintah bisa menyiapkan konsep awal stadion, termasuk desain dan estimasi biaya, sebelum menawarkan proyek ini kepada investor.
Jika lahannya sudah siap, kata Munafri, maka pihaknya bisa membuatkan maket atau gambar stadion tersebut untuk ditawarkan ke calon investor. Dengan begitu, calon investor bisa melihat kondisi lapangan dan mempertimbangkan keterlibatan mereka dalam proyek ini.
"Dengan kondisi begini kita juga harus berpikir strukturnya seperti apa. Apakah dikombinasi, separuh baja atau sebagainya. Nah itu yang nanti kita akan maksimalkan. Bisa juga tinggal kita buatkan maketnya atau gambarnya yang bisa kita sampaikan beberapa calon investor begini kondisinya silakan," kata Munafri.
3. Target perencanaan dalam waktu dekat

Untuk mempercepat realisasi proyek ini, Munafri menargetkan pekan depan sudah ada perkembangan dalam tahap perencanaan. Pihaknya akan memerintahkan Dinas Pertanahan untuk memastikan ukuran dan batas wilayah serta bagian Hukum dan Aset untuk memastikan legalitasnya.
"Setelah ukuran-ukuran itu sudah siap, data-data itu akan saya coba kirim ke Pak Iwan untuk diolah, dianalisa," kata Munafri.
Munafri menggandeng Direktur Jakarta Propertindo (Jakpro), Iwan Takwin, untuk merancang stadion baru di kawasan Untia ini. Iwan Takwin, sebelumnya terlibat dalam desain pembangunan Jakarta International Stadium (JIS).
Iwan Takwin, yang turut mendampingi Munafri, juga mengatakan bahwa selain aspek pendanaan, pemikiran strategis dalam perancangan stadion menjadi faktor penting agar proyek ini bisa menarik minat investor.
"Kalau dari kontesnya dari sisi lahan itu memungkinkan dari luasan itu sudah pasti bisa. Namun Pak Wali kan memikirkan konteks urban, aksesnya, kemudian nanti bagaimana bangkitan-bangkitan ekonomi yang ada di sini karena ada stadion ini," kata Iwan.