Meutya Hafid: Anak-anak di Dunia Digital Sama Bahayanya Seperti Nyetir Mobil

Makassar, IDN Times - Menteri Komunikasi dan Digital RI, Meutya Hafid, mengingatkan ancaman serius yang mengintai anak-anak di ruang digital. Hal ini disampaikannya dalam kegiatan Fasilitas Literasi Digital untuk Perempuan, Anak, dan Komunitas di Balai Besar Pengembangan SDM dan Penelitian Komdigi Makassar, Senin (16/6/2025).
Meutya menyebut hampir 50 persen pengguna internet di Indonesia adalah anak-anak. Karena itu, hal ini perlu dicermati karena pada usia tersebut mereka dinilai belum cukup matang untuk memilah informasi.
"Anak salah satu pengguna internet paling tinggi. Profil pengguna 48 persen adalah anak. Ini yang kita harus cermati karena usianya kita anggap anak-anak. Belum cukup matang atau bijak untuk memilah-milah," kata Meutya.
1. Orang tua sulit memantau aktivitas anak di dunia maya
Meutya menggambarkan betapa sulitnya orang tua, terutama ibu, memantau aktivitas anak di dunia maya. Dia bahkan menegaskan bahwa membiarkan anak-anak menjelajah media sosial tanpa pengawasan sama berbahayanya dengan membiarkan mereka menyetir mobil.
"Sama bahayanya anak-anak nyetir mobil. Tapi kasat mata. Kalau menggunakan gadget dan masuk sosmed, ibu-ibu tidak bisa mengawasi. Anak ke masuk kamar, ibu tidak tahu anak bawa HP," kata Meutya.
Dia menyebut berbagai risiko yang mengincar anak di dunia digital mulai dari pornografi anak, penculikan, hingga judi online. Menurutnya, platform harus proaktif menurunkan konten berbahaya, tanpa menunggu laporan.
"Platform punya tanggung jawab kalau ada anak bisa masuk situs. Mereka tidak boleh tutup mata padahal kita tahu mereka tahu. Dengan AI itu bisa cenderung dideteksi orang ini usia berapa," kata Meutya.