Kepesertaan BPJAMSOSTEK di Sulsel Baru 40 Persen

Makassar, IDN Times - Jaminan perlindungan bagi para pekerja di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) masih menjadi pekerjaan rumah. Pasalnya, jumlah pekerja yang tercatat program BPJAMSOSTEK (BPJS Ketenagakerjaan) belum sampai setengahnya.
Hal itu disampaikan Alias AM selaku Asisten Deputi Bid Kepesertaan Kanwil Sulawesi Maluku BPJAMSOSTEK usai menghadiri rapat tim percepatan kepesertaan perlindungan sosial ketenagakerjaan masyarakat pekerja di Kantor Gubernur Sulsel, Senin (21/11/2022).
"Kondisi saat ini, kita di Sulsel angka kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan itu baru ada pada angka 40 persen," kata Alias kepada wartawan.
1. Menyasar 2,8 juta pekerja

Alias mengungkapkan bahwa sasaran BPJAMSOSTEK di Sulsel yaitu sekitar 2,8 juta pekerja. Namun dari sasaran itu, baru sekitar 1,1 juta pekerja yang terdaftar dalam program BPJAMSOSTEK.
Karena itu, pihaknya ingin mendorong kepesertaan para pekerja di Sulsel. Hal ini berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2021 tentang Optimalisasi Penyelenggaraan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.
"Kami tentu ingin mendorong bersama-sama dengan pemerintah provinsi agar angka percepatan bisa ditingkatkan, terutama dengan adanya dorongan instruksi presiden ini," ucapnya.
2. Menyasar pekerja rentan

BPJAMSOSTEK pun berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk mendorong percepatan perlindungan jaminan sosial tenaga kerja.
Tak hanya menyasar pekerja kantor, BPJAMSOSTEK juga menyasar pekerja rentan di antaranya pekerjaan keagaamaan seperti guru mengaji, imam masjid, marbot masjid, pekerja di gereja dan sebagainya. Sasaran lainnya yaitu petani, nelayan dan pekerja rentan lainnya.
"Ini perlu kolaborasi dan perlu kebijakan dari pemerintah daerah terutama dari sisi bagaimana kebijakan anggarannya. Kemudian bagaimana sinkronisasi dan koordinasinya antara provinsi dengan pemerintah daerah," ucap Alias.
3. Kepesertaan ditarget tumbuh 11 persen

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sulsel, Ardiles Saggaf, berharap kepesertaan BPJAMSOSTEK di Sulsel bisa tumbuh sebesar 11 persen atau menjadi 50 persen pada 2023. Dalam hal ini, Pemprov Sulsel maupun BPJAMSOSTEK tidak bisa berdiri sendiri.
Ardiles menjelaskan kepesertaan yang masih rendah tersebut kemungkinan terkendala pada komunikasi dan koordinasi. Saat ini, kata dia, mendorong pemerintah kabupaten/kota juga menjadi salah satu prioritas.
"Apalagi ini sudah ada instruksi presidennya. Kemudian kita juga sudah ada SK dibentuk oleh Pak Gubernur untuk mempercepat bagaimana agar coverage bisa meningkat," katanya.