Jukir Makassar Belum Maksimal Gunakan QRIS, Masih Banyak Terima Tunai

Makassar, IDN Times - Transformasi sistem pembayaran parkir di Kota Makassar menuju digitalisasi melalui QRIS masih menghadapi sejumlah tantangan di lapangan. Juru parkir (jukir) yang telah menerapkan sistem QRIS mengaku kesulitan menyesuaikan diri dengan mekanisme baru.
Salah satunya dialami Abdullah Rudi, jukir yang beroperasi di area Pasar Baru, Jalan WR Supratman. Dia mengungkapkan implementasi digitalisasi parkir melalui QRIS di lapangan masih belum berjalan maksimal.
"Untuk sementara ini belum maksimal, nanti mungkin ke depan baru bisa," kata Rudi, Selasa (18/11/2025).
1. Kadang terkendala sinyal

Rudi mengaku masih menerima pembayaran tunai karena sebagian masyarakat memilih cara pembayaran konvensional. Selain itu, kendala sinyal internet juga menjadi hambatan bagi proses transaksi digital.
"Masih ada pakai tunai, kadang biasa masalah sinyal. Kalau ada yang bayar tunai, saya bilang tidak masalah, kasih kontan saya. Kalau tidak ada tunai, saya kasih gratis saja," kata Rudi.
2. Lebih nyaman dengan tunai

Rudi menyebutkan pembayaran parkir yang diterima melalui QRIS masuk langsung ke rekeningnya. Namun dia mengaku, secara pribadi masih lebih nyaman dengan pembayaran tunai.
"Kalau saya pribadi lebih enak tunai, kalau ini kita ke sana (bank) cek lagi dong, tapi ini kan namanya sudah digitalisasi mau tidak mau harus ikut," katanya.
Dia mengaku masih belum terbiasa memeriksa saldo maupun memantau transaksi melalui ponsel mereka. Dia berharap mendapatkan sosialisasikan dan edukasi mengenai hal tersebut.
"Saya belum paham masalah itu. Ini masih disosialisasikan, barangkali dengan adanya hadiah HP akan diajari juga (cek saldo)," kata Rudi.
3. Digitalisasi tergantung dukungan pengguna

Terkait hal tersebut, Direktur Utama Perumda Parkir Makassar Raya, Adi Rasyid Ali, menjelaskan bahwa sebagian jukir sebenarnya sudah siap menggunakan QRIS, tetapi pengguna parkir masih memilih membayar dengan tunai. Dia menekankan keberhasilan digitalisasi parkir sangat bergantung pada dukungan kedua belah pihak, jukir dan masyarakat, agar sistem berjalan maksimal.
"Itu sebenarnya begini ya. Ini harus jukir dan pengguna parkir. Kadang jukirnya udah mau pakai QRIS tapi pengguna parkirnya yang kasih uang cash (tunai) atau yang masalah lagi kalau tidak ada aplikasinya," katanya.
Program digitalisasi parkir Makassar ditargetkan berjalan penuh secara bertahap hingga tahun 2026-2027. Namun saat ini baru sebagian jukir yang memiliki fasilitas QRIS sehingga implementasi digitalisasi parkir belum merata.
"Tapi kan memang baru berapa yang ada QRIS-nya. Belum semua, tapi insyaallah ini ada 300 di akhir tahun ini," kata Adi.

















