Enam Lurah di Makassar Dilaporkan Tak Netral pada Pemilihan RT/RW

Makassar, IDN Times - Badan Kepegawaian dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia Daerah (BKPSDMD) Kota Makassar menerima enam laporan dugaan ketidaknetralan lurah dalam proses Pemilihan Ketua RT/RW. Laporan berasal dari sejumlah wilayah dan berisi tudingan lurah ikut menyosialisasikan kandidat tertentu.
Kepala BKPSDMD Makassar, Kamelia Thamrin Tantu, menyampaikan laporan dugaan pelanggaran netralitas lurah telah diterima pihaknya. Laporan itu langsung diverifikasi untuk memastikan kebenaran dan kronologi dugaan keterlibatan lurah dalam pemilihan RT/RW.
"Berdasarkan aduan sementara, ada 6 orang lurah. Laporan dari masyarakat," kata Kamelia, Rabu (26/11/2025).
1. Enam lurah telah dipangil terkait dugaan pelanggaran netralitas ASN

BKPSDMD telah menerbitkan surat pemanggilan bagi para lurah yang diadukan. Tahapan awal berupa klarifikasi, termasuk penelusuran kronologi dugaan keberpihakan aparat kelurahan dalam proses pemilihan.
"Kita mesti klarifikasi dulu. Dugaan pelanggaran netralitas itu harus dipastikan, seperti apa yang mereka lakukan di lapangan," katanya.
Menurut Kamelia, aturan netralitas ASN lebih banyak mengatur Pilpres dan Pilkada. Meski tidak ada regulasi khusus untuk Pemilihan RT/RW, ASN tetap terikat pada PP Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin ASN.
Setiap tindakan yang mengarah pada intervensi dapat dikategorikan sebagai pelanggaran disiplin. Jika dugaan terbukti, maka BKPSDMD akan membentuk tim pemeriksa yang terdiri dari Sekda dan Inspektorat.
"Prosesnya memang lebih panjang. Untuk menjatuhkan hukuman disiplin terhadap ASN dibutuhkan pandangan dan pemeriksaan dari tim," ujarnya.
Sanksi bagi lurah yang terbukti melanggar disiplin dapat beragam. Tingkatannya mulai dari hukuman ringan hingga berat, menyesuaikan hasil pemeriksaan tim.
2. Viral video Lurah Buloa diduga arahkan warga pilih calon RT/RW sambil bagikan kupon

Salah satu kasus yang mencuri perhatian adalah dugaan keterlibatan Lurah Buloa, Kecamatan Tallo, Naz Alamsyah Wiradinata. Videonya viral karena terlihat mengarahkan warga memilih calon tertentu sambil membagikan kupon sembako.
"Ada rezeki ini Pak, saya baru-baru dapat honor lurah, jadi saya bagi-bagi," katanya dalam video tersebut sembari memperlihatkan kupon.
Dalam video tersebut, dia tampak memperkenalkan seorang perempuan kepada warga. Perempuan itu diduga sebagai calon Ketua RT/RW yang dia dukung.
Dia terlihat membujuk seorang laki-laki paruh baya dengan menawarkan kupon. Setelah memberikan kupon, dia pun bersalaman dengan laki-laki tersebut.
"Bantu saya Pak. Apapun keluhan Bapak, insyaallah saya tampung. Saya tidak seperti pemimpin kita yang lalu. Kita bantu ka, saya bantu ki'. Ada rezeki dari Pak Lurah ini. Ini orangku," ucap Naz dalam rekaman itu.
3. Lurah Buloa bantah kampanyekan calon RT/RW

Setelah video beredar luas, Naz langsung memberikan klarifikasi. Dia menegaskan bahwa perempuan yang tampak di sampingnya adalah warga bernama Nurtini yang rutin mendampingi aktivitasnya di wilayah tersebut.
"Memang setiap saya jalan ke wilayah, ibu Nurtini ini selalu mendampingi. Jadi saya sampaikan sama warga jika ada kesalahan, hubungi saja saya punya orang," jelas Naz.
Dia juga menjelaskan bahwa Nurtini aktif melaporkan masalah lingkungan, seperti sampah berserakan, jalanan rusak, atau lampu mati. Naz menekankan perempuan tersebut bukan calon Ketua RT/RW.
"Jadi dia bukan calon. Kalau dia mencalonkan, itu urusan dia. Tapi memang pada saat kejadian, memang dia masih status warga," katanya.
Naz menegaskan bahwa kupon sembako yang dibagikan bukan untuk kepentingan kampanye. Dia menjelaskan pembagian itu murni berasal dari program pribadi setelah menerima TPP.
"Ini bukan kampanye. Itu kupon program saya sendiri. Kan kemarin saya terima TPP, saya bagi-bagi ke warga. Waktu saya di Kelurahan Rappocini juga begitu," katanya.


















