BPBD Kota Makassar Klaim Warga Makin Paham Mitigasi Banjir

- Masyarakat Makassar semakin sadar akan pentingnya mitigasi banjir
- Topografi wilayah dan tingginya intensitas hujan mempengaruhi banjir di Makassar
- 2.569 warga mengungsi akibat banjir, BPBD mendistribusikan bantuan logistik
Makassar, IDN Times - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar, Hendra Hakamuddin, menyampaikan bahwa masyarakat Makassar semakin memahami pentingnya mitigasi banjir. Hal ini terlihat dari kesadaran warga untuk evakuasi mandiri lebih awal saat bencana terjadi.
Menurut Hendra, warga, khususnya di lokasi rawan banjir, makin tahu potensi banjir dan memperhatikan peringatan dini. Banyak yang mengevakuasi diri secara mandiri sebelum air naik terlalu tinggi.
"Mereka tidak tunggu tergenang dan banjir baru mereka keluar. Nah, itu adalah salah satu tanda bahwa masyarakat paham akan sosialisasi yang diberikan oleh BPBD Makassar itu sendiri," kata Hendra, Jumat (3/1/2025).
1. Banjir dipengaruhi topografi wilayah

Berdasarkan evaluasi, banjir yang melanda Makassar dipengaruhi oleh topografi wilayah. Topografi dan kontur tanah di lokasi rawan banjir terutama di dua kecamatan yakni Manggala dan Biringkanayya, lebih rendah dibandingkan lokasi lainnya.
Selain itu, luapan air dari Sungai Biring Je'ne dan tingginya intensitas hujan, baik di Makassar maupun daerah sekitarnya, turut memperburuk situasi.
"Sungai Biring Je'ne itu dan intensitas hujan juga mempengaruhi. Tidak hanya intensitas hujan di Makassar saja, tapi intensitas hujan di sekitar Makassar juga mempengaruhi," kata Hendra.
2. Sebanyak 2.569 warga dilaporkan mengungsi akibat banjir

Hingga 23 Desember 2024, sebanyak 2.569 warga dilaporkan mengungsi akibat banjir. BPBD telah mendistribusikan bantuan logistik berupa selimut dan matras di shelter pengungsian.
Meski demikian, BPBD belum menerima laporan signifikan terkait kerusakan rumah. Namun mereka siap menindaklanjuti jika ada laporan dari aparat setempat.
"Perbaikan rumah kita lihat dulu, karena sampai sekarang belum ada laporan terkait dengan hal seperti itu. Kalau ada nanti karena biasanya lurah atau camat yang melapor," kata Hendra.
3. Potensi banjir masih tinggi

Hendra mengingatkan bahwa potensi banjir di Makassar masih tinggi, terutama pada puncak musim hujan di Januari 2025. Pengalaman hujan lebat dengan intensitas 300 mm pada Februari 2023 menjadi acuan dalam mempersiapkan langkah antisipasi yang lebih matang.
"Solusi jangka panjang untuk mengatasi banjir tidak bisa hanya kota Makassar yang bicara, kita harus duduk sama-sama, ini multi otoritas ada Kota, Provinsi dan ada juga dari pusat. Terutama pusat karena melibatkan Balai," kata Hendra.