Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Abay Adalah Pengingat Tegas untuk Massa Aksi dan Wakil Rakyat

Teruslah mempermudah urusan orang lain, urusan kita biarlah tuhan yang mempermudah. Teruslah mem.jpg
Muhammad Akbar Basri (Abay), fotografer Humas DPRD Makassar yang meninggal dunia dalam pembakaran gedung Kantor DPRD Kota Makassar pada Jumat 29 Agustus 2025. (Dok. Istimewa)
Intinya sih...
  • Abay adalah fotografer Humas dan Protokoler DPRD Kota Makassar yang meninggal dalam insiden pembakaran gedung Kantor DPRD.
  • Sebelum kejadian, Abay mengkritik tindakan brutal oknum aparat dan tetap bersuara memihak pada rakyat meski bekerja di lingkaran dalam wakil rakyat.
  • Kematian Abay menunjukkan bahwa bekerja di lembaga pemerintahan tidak serta merta membuat seseorang terpisah dengan realita rakyat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Makassar, IDN Times - Muhammad Akbar Basri, biasa dipanggil Abay, berusia 38 tahun. Ini adalah nama dan usia salah satu korban yang ditemukan meninggal dalam insiden memilukan pada Jumat malam (29/8/2025): pembakaran gedung Kantor DPRD Kota Makassar.

Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, Abay menggemari dua hal seperti kebanyakan laki-laki Makassar pada umumnya: nongkrong bersama teman-teman serta membahas sepak bola, terkhusus sepak terjang PSM Makassar. Tapi, kini ia tak bisa lagi melakukan dua hal tersebut karena berhadapan dengan si jago merah sendirian, dan tak kuasa melawan dalam situasi tersebut. Si jago merah yang dipicu oleh tangan-tangan yang gelap mata.

Abay sendiri terdaftar sebagai fotografer Humas dan Protokoler DPRD Kota Makassar, mengabadikan momen aktivitas para wakil rakyat kepada khalayak umum dan rekan-rekan wartawan. Mulai dari rapat dengar pendapat, hingga saat menyambangi masyarakat. Abay, dan ketiga korban meninggal di kantor tersebut, adalah denyut penopang aktivitas DPRD Makassar.

1. Beberapa jam sebelum peristiwa nahas, Abay mengunggah story kecaman tindakan brutal aparat

Kebutuhan IDN Times (55).jpg
Unggahan Muhammad Akbar Basri (Abay), fotografer Humas DPRD Makassar yang meninggal dunia dalam pembakaran gedung Kantor DPRD Kota Makassar, di akun Instagram pribadinya. (Dok. Istimewa)

Namun, Abay juga memiliki salah satu sifat khas Makassar lainnya: ia tidak bungkam ketika situasi menuntut seseorang untuk bersikap. Pada tahun 2020, dirinya ikut serta dalam aksi penolakan Undang-Undang Cipta Kerja yang berlangsung di Makassar. Ini terungkap dalam arsip unggahan salah satu pentolan suporter PSM, Alamsyah Herman (Alis), di mana keduanya berpose sembari mengepalkan tangan.

Meski kini bekerja untuk anggota dewan, Abay tetap berpihak pada rakyat. Ini terungkap dalam unggahan story di akun Instagram pribadinya sebelum kejadian nahas menimpa dirinya. Abay mengecam aksi brutal oknum anggota Brimob yang menewaskan pengendara ojek daring Affan Kurniawan di Jakarta pada Kamis lalu (28/8/2025).

"Punya keluarga, sahabat dan kerabat polisi seharusnya tidak membuat kita menutup hati nurani dan membenarkan tindakan aparat tersebut. Terlepas dari isu utama yang sedang dikawal," tulisnya, sekaligus mengingatkan bahwa rasa empati itu penting.

2. Tetap bersuara memihak rakyat meski bekerja di lingkaran dalam wakil rakyat

Teruslah mempermudah urusan orang lain, urusan kita biarlah tuhan yang mempermudah. Teruslah mem (1).jpg
Muhammad Akbar Basri (Abay), fotografer Humas DPRD Makassar yang meninggal dunia dalam pembakaran gedung Kantor DPRD Kota Makassar pada Jumat 29 Agustus 2025 semasa hidup. (Dok. Istimewa)

Dalam unggahan story lainnya, tepat beberapa jam sebelum peristiwa kelam tersebut, Abay juga mengkritik keras unggahan sejumlah oknum kepolisian yang sarat nada arogansi. Ia turut menulis slogan yang selama ini melekat pada kelompok anti-otoritarianisme: ACAB.

Pada story terakhir, Abay menegaskan sikapnya untuk terus berpihak pada rakyat. Meski bekerja di dalam gedung pemerintahan dan selalu berinteraksi dengan wakil rakyat, ia tak mau diam. Bersuara menjadi cara pria yang senang membaca tersebut untuk mengekspresikan rasa tidak puas atas keadaan.

"Hari-hari ini, menyuarakan suara jadi begitu berisiko karena banyak orang takut akan kebenaran. Kebenaran mengancam jabatan, posisi, kedudukan, power, dan kekuasaan hingga mereka rela melakukan apapun agar yang menyuarakan suara dapat diam," tulis Abay. Pesannya jelas, kebenaran lebih penting dari segala hal yang bersifat materiil.

3. Bekerja di lembaga pemerintahan tak serta merta membuat Abay terpisah dengan realita

Rumah duka Muh. Akbar Basri, staf Humas DPRD Makassar yang jadi korban tewas saat gedung kantor dibakar massa, Jumat malam (29/8/2025). (IDN Times/Darsil Yahya)
Rumah duka Muh. Akbar Basri, staf Humas DPRD Makassar yang jadi korban tewas saat gedung kantor dibakar massa, Jumat malam (29/8/2025). (IDN Times/Darsil Yahya)

Namun, Abay yang hari itu berangkat kerja dengan tugas memotret rapat paripurna di Kantor DPRD Makassar, kini telah tiada. Rasa duka menyelimuti teman-teman dekat, sesama rekan suporter hingga para anggota DPRD Makassar yang setiap hari berinteraksi dengan Abay.

Ia meninggal dunia dalam peristiwa nahas di hari Jumat malam. Aksi sekelompok massa dengan sikap gelap mata menewaskan Abay, seseorang yang konsisten berada satu barisan dengan rakyat. Ia memberi contoh bahwa wakil rakyat, ataupun bekerja di instansi pemerintahan, tak serta merta membuat mereka terpisah dengan realita.

Jika aksi membabi buta ini justru membuat Abay (seseorang yang memihak pada rakyat) pulang tinggal nama, maka saatnya bertanya ke diri sendiri : apakah ini semua adalah bagian dari aksi atau sekadar luapan kemarahan tidak terkendali?

Rest in power, Abay. Jaga sesama.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irwan Idris
EditorIrwan Idris
Follow Us