8 Saksi Ungkap Peran Nurdin Abdullah Menangkan Tender Agung Sucipto

19 Agu 2021, 16:05 WIB

Sidang lanjutan dugan suap dan gratifikasi Gubernur Sulsel nonaktif Nurdin Abdullah di PN Tipikor Makassar/Istimewa

Makassar, IDN Times - Jaksa penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghadirkan 8 orang saksi dalam sidang lanjutan dugaan suap dan gratifikasi untuk terdakwa Gubernur Sulsel nonaktif Nurdin Abdullah. Sidang digelar di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi Makassar, Kamis (19/8/2021).

JPU KPK M Asri Irwan menyebut, 8 saksi yang dihadirkan adalah mereka yang tergabung dalam kelompok kerja (Pokja) 2 di bawah naungan Biro Pengadaan Barang dan Jasa Pemprov Sulsel. Masing-masing, Andi Salmiati, Syamsuriadi, Abdul Muin, Munandar Naim. Kemudian dari pokja 7, Yusril Malombassang, Anshar, Harman Parodani, dan Nizar.

"Dari situ kita sudah bisa menyimak (kesaksian) untuk pemenangan PT Cahaya Sepang Bulukumba atau (milik) Agung Sucipto, itu sudah ada arahan khusus dari gubernur melalui Sari Pudjiastuti," kata Asri kepada jurnalis usai sidang.

1. Anggaran proyek bersumber dari DAK dan PEN senilai Rp35 miliar

Sidang lanjutan dugan suap dan gratifikasi Gubernur Sulsel nonaktif Nurdin Abdullah di PN Tipikor Makassar/Istimewa

Asri mengatakan, berdasarkan keterangan seluruh saksi dalam fakta persidangan, terungkap bahwa Nurdin Abdullah dalam kapasitasnya sebagai gubernur, memerintahkan Sari Pudjiastuti selaku Kepala Biro Pengandaan Barang dan Jasa untuk memenangkan perusahaan milik Agung Sucipto dalam lelang tender.

Tender itu adalah proyek pengerjaan ruas Jalan Palampang-Munte-Bontolempangan Kabupaten Bulukumba-Sinjai Tahun Anggaran 2019-2020. "Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) itu kurang lebih Rp35 miliar, dari situ saja kami sudah mengetahui bahwa ada arahan dan itu ditindaklanjuti Sari Pudjiastuti melalui pokjanya," jelas Asri.

2. Pokja diperintahkan untuk memeriksa saingan perusahaan Agung Sucipto dalam proses lelang

Sidang lanjutan kasus dugaan suap Gubernur Sulsel nonaktif Nurdin Abdullah di PN Tipikor Makassar. IDN Times/Sahrul Ramadan

Asri menjelaskan, Sari Pudjiastuti meminta kepada bawahannya di pokja untuk memeriksa siapa saja perusahaan yang menjadi pesaing perusahaan Agung Sucipto dalam proses lelang tersebut. "Dari situ pokja bekerja memeriksa secara detail, rival-rival dari PT Cahaya Sepang Bulukumba, alhasil PT Cayaha Sepang Bulukumba menjadi pemenangnya," ucap Asri.

Selain dari perusahaan milik kontraktor Agung Sucipto, kata Asri, pokja juga menerima suatu pemberian dari kontraktor lain dalam proses pengerjaan proyek di lingkup Pemprov Sulsel. "Nah itu juga salah satu petunjuk agar kita bisa mengungkap dari mana sebenarnya sumber-sumber lain ini yang ingin mengerjakan dalam proyek lain," ujar Asri.

3. JPU KPK tunggu konfirmasi Sari Pudjiastuti

Ilustrasi. Sidang lanjutan terdakwa Agung Sucipto di PN Tipikor Makassar. IDN Times/Sahrul Ramadan

Lebih lanjut kata Asri, JPU sementara mengagendakan untuk memanggil Sari Pudjiastuti. Pejabat Pemprov Sulsel itu, menurutnya, sangat dibutuhkan keterangannya agar alur dalam proses pemberian dan tindaklanjut dari perintah gubernur, bisa secara jelas diketahui. "Kita tunggu konfirmasi keterangan Sari Pudjiastuti," imbuh Asri.

Di luar itu, JPU KPK juga masih akan mendalami, perusahaan dari kontraktor lain yang terlibat memberikan uang untuk pokja agar bisa mengerjakan proyek lain di lingkup Pemprov Sulsel. "Yang pasti semua keterangan saksi dalam fakta sidang akan kami kembangkan lagi," kata Asri menyudahi.