75 Murid Jadi Angkatan Pertama SRMP 21 Manado

- Ada 11 guru dan kegiatan MPLS
- Kurikulum Persiapan selama 3 bulan pertama
- Orang tua merasa terbantu dengan program ini
Manado, IDN Times - Program Sekolah Rakyat Menegah Pertama (SRMP) mulai beroperasi di Kota Manado, Sulawesi Utara, Senin (14/7/2025). SRMP 21 Manado yang ada di Balai Sentra Tumou Tou, Kelurahan Paal IV, Kecamatan Tikala, ini menampung 75 murid baru dari keluarga miskin.
Rinciannya, ada 39 murid laki-laki dan 36 perempuan sebagai angkatan pertama. Kepala Sentra Tumou Tou Manado, Meerada Saryati Aryani, mengatakan 75 anak tersebut bakal tinggal di asrama.
Ia pun meminta para orang tua/wali tak khawatir dengan anak mereka. "Kami yang akan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kesehatan dan keselamatan mereka," jelasnya.
1. Ada 11 guru

Di hari pertama ini, siswa mengikuti kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Para siswa juga mengikuti pemeriksaan kesehatan gratis oleh Dinas Kesehatan Manado
Kepala SRMP 21 Manado, Fenny MS Kilikily, mengatakan siswa akan dibagi menjadi tiga rombongan belajar. Kemudian, ada 11 guru yang akan mengajar di tahap awal dan akan terus bertambah mengikuti standar sekolah negeri.
"Ada 10 guru mata pelajaran, termasuk guru agama dan 1 guru BK," tambah Fenny.
2. Kurikulum Persiapan

Selama 3 bulan pertama, SRMP 21 Manado bakal melaksanakan Kurikulum Persiapan dengan tujuan pembiasaan. Setelahnya, yang diterapkan adalah kurikulum seperti SMP pada umumnya.
Kemudian, selama tinggal di asrama siswa harus mengikuti jadwal yang ditentukan. Jadwal kunjungan maupun pulang ke rumah bakal diatur sesuai SOP yang berlaku.
“Untu tahap awal mereka fokus ke asrama dan persiapan MPLS. Orang tua belum bisa mengakses,” tutur Fenny.
3. Orang Tua Terharu

Program ini mendapat sambutan baik dari orang tua/wali. Warga Kelurahan Teling Atas, Hermanto (39), misalnya senang anaknya yang bernama Robert (13) akhirnya bisa sekolah.
Hermanto sendiri mengaku bebannya sebagai orang tua berkurang dengan adanya program ini. Sejak pendaftaran pun ia sudah dibantu oleh petugas Program Keluarga Harapan (PKH).
“Saya sudah nggak bisa bilang apa-apa, Robert sudah sekolah. Syukur gratis karena kalau mau sekolah di tempat lain saya sudah tidak mampu,” kata lelaki yang bekerja serabutan ini.
Robert sendiri adalah anak kedua dari 3 bersaudara. Kakaknya sudah SMA, sedangkan adik Robert masih SD.