Rumah Rusak dan Trauma, Pengungsi Gempa Sulbar Belum Mau Pulang

Pengungsi pertanyakan langkah pemerintah setempat

Makassar, IDN Times - Lebih dari sepekan pascabencana gempa Magnitudo 6,2 yang mengguncang Sulawesi Barat (Sulbar) pada 15 Januari lalu, ribuan pengungsi di Mamuju masih enggan kembali ke rumah meski telah diminta oleh pemerintah setempat.

"Rumah kami rusak parah, kami mau kemana, tidak mungkin kembali ke rumah. Kami pengungsi, hanya bisa bertahan di tenda pengungsian," ungkap Awal, salah satu pengungsi, seperti dikutip dari ANTARA pada Minggu (24/1/2021).

Awal juga beralasan bahwa sudah tak mungkin menempati rumah yang nyaris rata dengan tanah, atau menghadapi resiko tertimpa dinding rumah tetangga.

1. Gubernur Sulawesi Barat minta para pengungsi gempa kembali ke rumah masing-masing

Rumah Rusak dan Trauma, Pengungsi Gempa Sulbar Belum Mau PulangIlustrasi. Pengungsi korban gempa beristirahat di tenda darurat yang dibuatnya di kompleks Stadion Manakarra, Mamuju, Sulawesi Barat, Minggu (17/1/2021). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Sebelumnya, Gubernur Sulawesi Barat yakni Ali Baal Masdar meminta para pengungsi yang tersebar di Mamuju dan Majene agar kembali ke rumah masing-masing. Ali mengatakan bahwa mereka tak perlu lagi takut atau cemas dengan isu gempa dengan guncangan lebih besar atau tsunami.

"Besok (Sabtu, 23/1/2021) saya akan panggil camat, lurah dan kepala desa untuk meminta mereka mengimbau warga agar kembali ke rumah masing-masing, kalau rumah mereka tidak rusak," ujar Ali dalam rapat bersama para pimpinan Pemkab Mamuju dan Majene di kompleks Kantor Gubernur Sulbar, Jumat, 22 Januari.

2. Beberapa pengungsi mengaku belum menerima bantuan dari pemerintah setempat

Rumah Rusak dan Trauma, Pengungsi Gempa Sulbar Belum Mau PulangPengungsi beraktivitas di sekitar tenda COVID-19, Stadion Manakarra, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Senin (18/1/2021). (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe)

Meski sudah dibujuk, rasa trauma agaknya mengalahkan imbauan agar tak lagi takut. "Biarkan kami di pengungsian sampai kami bisa merasa aman kembali ke rumah. Pemerintah juga mesti membantu kami karena situasi belum berjalan normal," kata Amrin, pengungsi Mamuju lainnya.

Lebih jauh, Amrin bahkan belum mengetahui apa saja langkah penanganan pascagempa dan program rehabilitasi baik oleh Pemprov Sulbar atau Pemkab Mamuju.

"Seandainya bukan bantuan dari pemerintah dan masyarakat Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan seluruh Indonesia, maka kami tidak tahu bagaimana bertahan hidup di pengungsian, karena pemerintah setempat tidak melakukan apa apa," lanjutnya.

Baca Juga: Pemprov Sulsel Pulangkan Warga Jatim dan Jateng Korban Gempa Sulbar

3. Total pengungsi gempa di Mamuju dan Majene mencapai lebih dari 80 ribu orang

Rumah Rusak dan Trauma, Pengungsi Gempa Sulbar Belum Mau PulangMarlina mengganti popok bayinya di pos pengungsi gempa di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Senin (18/1/2021) IDN Times/Kristina Natalia

Dalam data Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Alam Sulbar, jumlah pengungsi gempa di provinsi tersebut mencapai 89.624 orang. Rinciannya, sebanyak 60.505 orang di Mamuju dan 29.119 lainnya di Majene.

Mereka tersebar di 249 titik pengungsian. Di Kabupaten Mamuju, 105 titik dihuni di atas 100 orang dan 124 titik lainnya adalah pengungsian di bawah 100 orang. Sementara di Kabupaten Majene, sebanyak 20 titik pengungsian saat ini ditinggali lebih dari 100 orang.

Baca Juga: Perbaiki Sekolah Rusak Akibat Gempa Sulbar, Kemendikbud: Ada Dana BOS

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya