Rizz dan Gyatt di Percakapan Gen Alpha: Kok Bisa Muncul?

- Gen Alpha memiliki kosakata slang yang beragam, seperti rizz, gyatt, mewing, skibidi, dan ick.
- Media sosial dan game online memengaruhi perbendaharaan kata Gen Alpha dan Gen Z.
- Internet membuat Gen Alpha mudah menyerap slang baru, sementara televisi tradisional dianggap kurang menarik.
Makassar, IDN Times - Gen Alpha menjadi salah satu generasi dengan kosakata percakapan sehari-hari (slang) yang sangat beragam. Mulai dari rizz, gyatt, mewing, skibidi hingga ick. Bagi generasi yang lebih tua, memahami slang tersebut memang cukup memusingkan. Tapi, dari mana sih asalnya?
Semua slang tersebut tentu berasal dari satu tempat : internet. Media sosial menjadi cara kata-kata dan istilah baru tumbuh subur dan menemukan penggunanya. Konteksnya sendiri tidak repot untuk dicari, sebab akan mudah ditemukan. Tapi, perkembangan pesat slang pun bisa membuat generasi lebih tua garuk-garuk kepala.
1. Kata-kata percakapan Gen Alpha sangat beragam karena eksposur internet

Hasil riset IDN Research Institute bersama Advisia dalam Indonesia Gen Z Report 2025, disebutkan bahwa Gen Alpha dibesarkan di dunia digital yang dipenuhi dengan media sosial dan game online. Ini disebut sangat memengaruhi perbendaharaan kata-kata yang mereka gunakan.
Sama seperti Gen Z, Gen Alpha yang lahir sekitar tahun 2010 hingga pertengahan tahun 2020-an juga besar di dunia digital yang sangat terhubung. Mereka lahir sepenuhnya di abad ke-21, dan sudah dikelilingi oleh teknologi sejak lahir. Bahkan banyak yang menggunakan ponsel pintar, tablet dan perangkat digital lainnya sejak masih bayi.
2. Tak lepas dari anggapan luas bahwa televisi sekarang sudah sangat membosankan

Dengan paparan internet yang tidak terbatas, Gen Alpha pun dengan mudah menyerap setiap slang. Ini tak lepas dari fakta bahwa televisi tradisional yang kini dipandang sebagai hal yang kurang menarik. Gen Alpha kemudian mengalihkan sumber hiburannya ke internet, seperti YouTube dan media sosial TikTok.
Di sanalah figur-figur mempopulerkan slang untuk pertama kali. Sebut saja YouTuber Kai Cenat dengan rizz, skibidi yang dipopulerkan oleh TikToker Yasin Cengiz, sigma sebagai cara menjelaskan laki-laki independen dalam hirarki teratas, sampai sus yang awalnya berasal dari para pemain game Among Us.
3. Kebiasaan chronically online Gen Alpha berimbas pada paparan konten brainrot

Meski begitu, slang yang digunakan oleh Gen Alpha sendiri kerap diasosiasikan sebagai brainrot. Maknanya yakni hal negatif dari penggunaan teknologi secara berlebihan, seperti menggulir media sosial tanpa berpikir atau menonton video tanpa henti. Istilah kerennya? Chronically online.
Dengan arus informasi yang tak ada habisnya, lantas apa ada potensi hal positif? Gen Alpha bisa menjadi lebih sadar dengan isu global dan sosial sejak muda. Ini cenderung membuat mereka menghadapinya dengan rasa urgensi dan tanggung jawab moral yang kuat. Bahkan jika perlu, mengembangkan solusi yang inovatif dan beretika.
IDN menggelar Indonesia Millennial and Gen-Z Summit (IMGS) 2024, sebuah konferensi independen yang khusus diselenggarakan untuk dan melibatkan generasi Milenial dan Gen Z di Tanah Air. Dengan tema Catalyst of Change, IMGS 2024 bertujuan membentuk dan membangun masa depan Indonesia dengan menyatukan para pemimpin dan tokoh nasional dari seluruh nusantara.
IMGS 2024 diadakan pada 22 - 23 Oktober 2024 di The Tribrata Dharmawangsa, Jakarta. Dalam IMGS 2024, IDN juga meluncurkan Indonesia Millennial and Gen-Z Report 2025. Survei ini dikerjakan oleh IDN Research Institute bekerja sama dengan Populix sebagai Research Partner. Melalui survei ini, IDN menggali aspirasi dan DNA Milenial dan Gen Z Indonesia.