Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kadang Kita Cuma Butuh Diam: 5 Alasan Self-Retreat Bisa Menyembuhkan Lelah Batin

Ilustrasi lelah batin (Pexels.com/Nathan Cowley)

Di tengah dunia yang serba cepat dan penuh distraksi, kita sering lupa bahwa manusia bukan hanya tubuh, tapi juga jiwa. Kelelahan tidak selalu terlihat dalam lingkar hitam di bawah mata atau langkah kaki yang berat, terkadang kelelahan justru bersembunyi rapi di dalam hati dan pikiran.

Dalam masa-masa penuh tekanan dan merasa asing dengan diri sendiri, saat itulah kamu harus mencoba self-retreat: menyepi sejenak dari dunia luar dan kembali pada diri sendiri.

Bukan di tempat mewah atau agenda spiritual yang ketat. Hanya kamu, alam, dan kesediaan untuk diam. Ternyata, retreat pribadi ini memberi dampak luar biasa pada ketenangan batin. Inilah lima alasan mengapa self-retreat patut dicoba saat kamu merasa lelah secara mental dan emosional.

1. Memberi Ruang untuk Mendengar Suara Hati

Kadang kita butuh sepi agar bisa benar-benar mendengarkan diri sendiri. (Pexels.com/MART PRODUCTION)

Saat dunia bising dengan opini, komentar, dan ekspektasi, suara hati kita jadi makin lirih. Kita cenderung hidup untuk memenuhi "kata orang", tanpa bertanya: apakah ini sungguh keinginan saya?

Retreat sejenak dari kebisingan memberi ruang untuk bercakap dengan diri sendiri. Dalam hening, kita bisa bertanya dengan jujur: “Apa yang sebenarnya aku inginkan? Apakah aku bahagia dengan pilihan hidupku selama ini?”

2. Menjernihkan Pikiran dari Kekacauan Digital

Jauh dari gawai membuat pikiran lebih tenang dan fokus. (Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Setiap hari kita dibanjiri notifikasi, berita, dan perbandingan sosial media. Lama-lama, otak kita penat, sulit fokus, dan mudah gelisah. Saat retreat, cobalah untuk mematikan ponsel. Awalnya tidak nyaman, tetapi lambat laun terasa seperti lepas dari jerat yang tak terlihat.

Dengan menjauh dari dunia digital, kamu akan belajar kembali menikmati dunia nyata: langit pagi yang perlahan cerah, suara serangga malam, atau sekadar napas yang masuk dan keluar dengan sadar. Hal sederhana, tapi menyembuhkan.

3. Menghargai Kebahagiaan Sederhana yang Sering Terlewatkan

Kebahagiaan bisa sesederhana menyeduh teh hangat di tengah kabut pagi. (Pexels.com/hubbugaye)

Hidup kita terbiasa dikejar ambisi. Tapi saat menyepi, kamu akan sadar: ternyata kamu bisa bahagia hanya dengan menikmati secangkir teh, melihat kabut turun di pagi hari, atau mendengar gemericik air dari kejauhan.

Self-retreat mengajarkan bahwa kebahagiaan tidak selalu berbentuk pencapaian besar. Sering kali, ia hadir dalam bentuk yang sederhana, asal kita cukup hening untuk merasakannya.

4. Mengisi Ulang Energi Tanpa Harus Melakukan Banyak Hal

Kadang kita tak perlu sibuk ke mana-mana untuk merasa kembali utuh. (Pexels.com/Pixabay)

Banyak dari kita berpikir bahwa "healing" harus dengan jalan-jalan jauh, itinerary lengkap, atau mencoba hal baru. Tapi dalam self-retreat, justru ketenangan hadir saat kita memilih tidak melakukan apa-apa.

Kamu bisa mencoba hanya duduk, bernapas, dan membiarkan tubuh serta pikiran beristirahat. Tidak produktif, tapi sangat bermakna. Seperti baterai yang diisi ulang bukan karena digunakan, tapi karena diberi jeda.

5. Mendekatkan Diri pada Makna Hidup yang Sebenarnya

Diam kadang lebih jujur daripada ribuan kata. (Pexels.com/Ruslan Sikunov)

Kesunyian akan membuat kamu merenung: ke mana sebenarnya arah hidup ini? Apakah saya hidup sesuai nilai-nilai yang saya yakini, atau sekadar ikut arus? Di tengah kesendirian itu, kamu akan merasa lebih terhubung dengan makna hidup.

Self-retreat akan membuat kamu menyadari pentingnya kembali ke hal-hal mendasar: rasa cukup, rasa syukur, dan hidup yang seimbang.

Self-retreat bukan pelarian. Ia adalah cara sederhana untuk kembali pulang pada diri sendiri. Tak perlu tempat mahal, cukup satu ruang di mana kamu bisa benar-benar hadir untuk dirimu sendiri.

Pernahkah kamu mencoba self-retreat?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aan Pranata
EditorAan Pranata
Follow Us